BERITA

RI-Prancis: Lawan Sentimen Antiasing untuk Berantas Ekstremisme

"Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Hollande, di Istana Merdeka, Rabu (29/3/2019)."

Ninik Yuniati

RI-Prancis: Lawan Sentimen Antiasing untuk Berantas Ekstremisme
Presiden Joko Widodo dan Presiden Prancis Francois Hollande dalam konferensi pers bersama di Istana Merdeka, Rabu (29/3/2017). (Foto: setkab.go.id/Publik Domain)


KBR, Jakarta - Presiden Joko Widodo dan Presiden Prancis Franscois Hollande sepakat memerangi ekstrimisme dan terorisme.

Dua kepala negara itu juga satu suara tentang pentingnya menyebarkan nilai toleransi dan menghilangkan xenophobia (ketakutan atau sentimen terhadap orang asing) untuk memberantas terorisme dan ekstremisme.


Kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan Presiden Jokowi dan Presiden Hollande, di Istana Merdeka, Rabu (29/3/2019). Ini merupakan kunjungan kepala negara Prancis pertama dalam 30 tahun terakhir.


"Indonesia dan Prancis juga sepakat mengenai pentingnya penyebaran nilai-nilai toleransi dan menghilangkan xenophobia sebagai bagian upaya memberantas ekstrimisme dan terorisme," kata Jokowi dalam pernyataan pers bersama dengan Presiden Hollande di Istana Merdeka, Rabu (29/3/2017).


Jokowi juga menegaskan Indonesia dan Prancis bertekad terus mendukung perdamaian Palestina-Israel. RI-Prancis juga akan bekerja sama dalam peningkatan kapasitas pasukan perdamaian di luar negeri.


"Kedua negara sepakat untuk memperjuangkan tercapainya perdamaian Palestina-Israel melalui konsep two-state solution (solusi dua negara)," kata Jokowi.


Baca juga:


Presiden Jokowi mengapresiasi dukungan pemerintah Prancis dalam melawan tindakan diskriminatif terhadap produk kelapa sawit Indonesia. Jokowi menjamin Indonesia mengedepankan soal keberlanjutan (sustainability).


"Indonesia juga menyampaikan usulan agar pola kerja sama yang sudah terjalin untuk produk kayu, melalui lisensi FLEG-T (Forest Law Enforcement Governance and Trade) juga dapat dilakukan untuk produk kelapa sawit Indonesia," tambah Jokowi.


RI-Prancis juga menambah fokus baru kerjasama bilateral, yaitu di bidang kemaritiman dan ekonomi kreatif. Jokowi juga meminta Presiden Hollande ikut bekerja sama memerangi pencurian ikan (illegal, unreported & unregulated/IUU fishing).


"Indonesia telah meminta kerja sama dalam memerangi IUU fishing, termasuk menjadikan IUU fishing sebagai transnational organized crime. Di bidang ekonomi kreatif, kerja sama di bidang cinematografi, perfilman, fashion dan ekonomi digital akan terus dikembangkan," tutur Jokowi.


Di bidang ekonomi, Jokowi menyambut baik kehadiran 40 pengusaha bersama Hollande ke Indonesia. Para pengusaha Prancis itu memberikan komitmen investasi sekitar 2,6 miliar dolar AS untuk peningkatan kerja sama di tiga bidang yaitu energi, infrastruktur dan ritel.


Kunjungan Presiden Prancis ke Indonesia juga menghasilkan 5 nota kesepahaman (MoU) kerja sama. Yakni di bidang pembangunan kota berkelanjutan, bidang pariwisata, bidang pertahanan, bidang ilmu pengetahuan dan penelitian serta pertukaran tenaga peneliti.


Editor: Agus Luqman 

  • Prancis
  • Jokowi
  • Presiden Jokowi
  • Francois Hollande
  • ekstremisme
  • terorisme
  • antiasing

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!