KBR, Jakarta- DPR "menyentil" Menteri ESDM Sudirman Said soal perselisihannya dengan Menko Kemaritiman Rizal Ramli. Di tengah rapat dengan Komisi Energi hari ini, Selasa (03/08), Sudirman diingatkan untuk menghentikan konflik di antara menteri.
"Kalau bisa Pak Menteri, jangan berantem terus. Boleh sesekali Pak Menteri dengan staf ahlinya berdebat langsung dengan Pak RR dan staf ahlinya," ujar Ramson dalam rapat kinerja Kementerian ESDM, Selasa(08/03/2016).
Anggota Komisi Energi Ramson Siagian mengatakan perseteruan antara kedua menteri tidak pantas dilihat masyarakat. Kata Ramson juga, ini membuat masyarakat bingung.
Perseteruan antara Menko Rizal Ramli dengan Menteri Sudirman Said adalah menyoal blok Masela. Pembangunan kilang LNG di Kepulauan Maluku itu menimbulkan perbedaan pendapat mengenai lokasi pembangunan kilang.
Menteri ESDM Sudirman Said yakin kilang lebih baik dibangun di laut atau offshore. Rencana yang diajukannya, kilang akan menggunakan kapal LNG yang pembuatannya sedang dijajaki. Pembangunan offshore ini sesuai dengan kontrak yang disetujui antara Kementerian ESDM masa sebelumnya dan kontraktor pembangun, Inpex. Rizal mengklaim pembangunan dengan cara itu jauh lebih hemat ketimbang onshore.
Di kubu lain, Menko Kemaritiman Rizal Ramli justru mendesak kilang LNG Masela dibangun di darat (onshore). Rizal melihat pembangunan di darat akan lebih menambah nilai ekonomi masyarakat Maluku. Selain itu Rizal juga mengkhawatirkan aspek pengawasan jika kilang dibangun di laut.
Kemarin, Kepala SKK Migas Amien Sunaryadi saat bertemu dengan DPD sudah menyinggung tarik-ulur nasib proyek ini berimbas pada meningkatnya biaya pembangunan kilang. Kata Amien, menurut prinsip engineering, semakin lama prosesnya, harga akan terus naik. Ia juga mengkritisi tambahan waktu yang diperlukan jika proyek dialihkan jadi onshore. Inpex sebagai kontraktor, menurut dia, perlu membuat penghitungan baru.
Editor: Dimas Rizky