KBR, Jakarta - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi (SKK Migas) akan segera berkoordinasi dengan dua investor
pengolahan gas di Blok Masela, Maluku.
Juru bicara SKK Migas
Elan Biantoro mengatakan SKK Migas akan segera minta dua investor yaitu
INPEX Corporation asal Jepang dan Shell asal Belanda untuk mengkaji
ulang rencana pengembangan (Plan of Development/FOD) megaproyek pengembangan lapangan gas abadi Masela dengan skenario
kilang darat atau onshore.
"Tentunya nanti kami tunggu keputusan
dari Pak Menteri ESDM, bahwa berdasarkan Keputusan Presiden nomor
sekian-sekian menyatakan Blok Masela onshore. Maka kami tunggu instruksi
pak menteri, "kata Elan Biantoro kepada KBR, Rabu (23/3/2016).
Setelah ada rekomendasi, kata Elan, baru pihaknya akan menyampaikan kepada Inpex.
"Beserta dokumen sebelumnya untuk ditinjau
ulang. Tolong ini ditinjau ulang dan dibuatkan pembahasan-pembahasan
yang skema skenarionya yang disetujui presiden atau pemerintah,"
Elan Biantoro
mengatakan ada kemungkinan proyek pengembangan Blok Masela molor antara
satu hingga dua tahun, dari rencana semula 2018.
"Soal berapa
lama kami tidak bisa menyampaikan. Karena perhitungan-perhitungan yang
dilakukan INPEX itu berdasarkan offshore. Kalau onshore itu mereka
(Inpex) sudah lakukan (kajian). Tapi karena mereka cenderung pada
offshore, jadi belum ada hitung-hitungan akurat untuk onshore. Saya tidak bisa
sampaikan yang akurat. Tapi mungkin akan mundur, ya. Cuma kami karena
ini mandat pemerintah, kami akan berusaha supaya mundurnya itu seminimal
mungkin. Supaya secepat mungkin wilayah kerja Masela ini bisa segera
tereksekusi," lanjut Elan.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo
menyatakan pemerintah akan memutuskan nasib investasi (Final Investment
Decision/FID) terkait pembangunan fasilitas pengolahan gas alam cair
(LNG) di blok Masela, Maluku pada 2018. Sementara rencana pengembangan
(Plan of Development/POD) tetap tahun ini. Namun ada kemungkinan FID
molor.
"Saya kira begitu (molor). Kita usahakan secepat mungkin.
Mungkin sekitar 2020, tapi saya tidak bisa menyatakan dengan pasti.
Karena itu bergantung dengan apa yang disiapkan oleh Inpex dan Shell,"
lanjut Elan.
Juru bicara SKK Migas Elan Biantoro menambahkan
pengkajian ulang investor terhadap Blok Masela tidak akan mulai dari
nol, karena sebelumnya investor sudah melakukan kajian-kajian secara
bersamaan, baik skenario darat (onshore) maupun terapung (ofshore).
Sikap SKK Migas
Presiden
Joko Widodo Rabu (23/3/2016) hari ini memutuskan pengelolaan gas di
lapangan abadi Blok Masela di Laut Arafuru Maluku akan dilakukan di
darat. Menanggapi hal itu, Juru bicara SKK Migas Elan Biantoro
mengatakan mendukung keputusan Presiden.
"Kami pada dasarnya
merekomendasikan offshore. Tapi, pertimbangan Presiden tentu jauh lebih
lengkap dibandingkan SKK Migas. Artinya pasti Presiden punya
pertimbangan yang jauh lebih luas kapasitasnya. Kita sangat mendukung
apa yang dikatakan Pak Presiden," kata Elan.
Elan melanjutkan, "Inpex tadi juga
sudah komunikasi dengan kami, secara nonformal. Dan karena Pak Amien
Sunaryadi (Kepala SKK Migas) juga berada di Pontianak bersama Pak
Presiden, saya kira besok Inpex akan berkomunikasi dengan kami. Mungkin
nanti akan dipanggil oleh Pak Kepala SKK Migas untuk disampaikan arahan
sesuai petunjuk presiden,"
Editor: Malika