BERITA

Serang Ahok, Dubes RI untuk Jepang Kena Bully Nettizen

Serang Ahok, Dubes RI untuk Jepang Kena Bully Nettizen

KBR, Jakarta - Duta Besar RI untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra mendapat 'serangan' dari pengguna media sosial atau nettizen.


Adik kandung Yusril Ihza Mahendra itu di-bully atau dirisak nettizen karena menulis cuitan di Twitter yang cenderung menyerang Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.


Pemilik akun @YusronIhza_Mhd itu menulis tiga cuitan yang menyitir pernyataan Letjen TNI (Purnawirawan) Johannes Suryo Prabowo, bekas Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat dan bekas Kepala Staf Umum TNI.


"Nasihat Jenderal bintang tiga ini pantas direnungkan: Jika sayang dengan etnis CIna yang baik, miskin dan tidak bisa lari ke luar negeri jika ada kerusuhan etnis, maka mohon Ahok tidak arogan dalam memerintah. Kasihan dengan Cina-Cina lainnya yang miskin, baik dan tidak salah jika jadi korban," tulis akun @Yusron Ihza_Mhd.


Kicauan akun Twitter dengan follower 2,113 ini segera menyebar dan mendapat respon. Cuitan Yusron itu mendapat balasan lebih dari 55 kali, sebagian besar bernada negatif.


"Ngakunya Dubes, kualitas pimpinan ormas rusuh. Yang satu lagi capres gagal kualitas kepling. Satu senjata: jualan SARA," tulis @rosalin88.


"Anda megancam rakyat dengan kerusuhan? Dan Anda seorang dubes?" tulis @wawan_mlg.


"Sekali lagi Pakde @jokowi salah angkat orang. Lebih baik orang lucu dikasih jabatan, Pakde. Daripada orang pekok," tulis @entahlah_.


"Seorang Negarawan apa pantas mengucapkan hal ini?" tanggapan pemilik akun @AndyHB83.


"Apakah seperti ini kualitas dubes kita? Mendukung kakak dengan cara mengancam rakyat?" tulis @Akang_Moses.


"Apa udah kelar semua Tupoksi-mu, Pak?" balas pemilik akun @m_t_hidayat.


"Apa yang Anda banggakan sebagai orang Indonesia ketika Anda menjabat dubes di negara lain?" tulis @AbinArang.


"Pak @jokowi apa benar @YusronIhza_Mhd ini dubes Jepang?" tulis @ahmadsuloyo.


"Saya sudah ke pelosok Sumatera Kalimantan Sulawesi. Cina berbaur menjadi satu membangun negeri. Hanya orang sesat perlu disadarkan jika berpikir SARA," tulis @tyo_Nugr0z.


Sebagian besar mengomentari pernyataan akun @YusronIhza_Mhd itu sebagai sikap rasis dan untuk kepentingan kakaknya, Yusril Ihza Mahendra yang kini ingin ikut maju dalam pemilihan gubernur DKI Jakarta 2017. Beberapa nettizen mengatakan telah menyimpan kicauan yang menghebohkan itu, karena khawatir dihapus oleh pemiliknya.


Editor: Damar Fery Ardiyan

 

 

  • Pilkada 2017
  • Yusril Ihza Mahendra
  • Yusron Ihza Mahendra
  • Basuki Tjahaja Purnama
  • Ahok
  • Jakarta
  • pilkada
  • SARA
  • nettizen
  • Twitter

Komentar (3)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

  • bagus8 years ago

    Waduuh....dukung kakak sampai gelap mata lupa dg posisi anda, rusak Indoensia jika semua dubes bermental seperti ini.

  • Kemal Syamsu 8 years ago

    Jakarta representasi Indonesia. Sama halnya dengan Indonesia, Jakarta butuh pemimpin yang berani dimusuhi sebab di negeri ini pemahaman yang salah kaprah sudah "sangat kronis". Contoh:"selalu dikatakan Ahok tidak punya ethika" pada kenyataannya semua sepak terjang Ahok "bermuara" pada kepentingan orang banyak, dan itu hanya bisa dilakukan oleh orang yang "punya moral baik" itulah "ethika". Semua opini diupayakan dibentuk untuk memojokkan orang yang berjalan di "jalan yang benar", karena ketika seseorang yang berjalan di jalan yang benar pada saat hampir semua orang berjalan pada jalan yang salah maka orang yang berjalan di jalan yang benar itu akan "dimusuhi" seperti yang dialami Ahok saat ini. Kalau Ahok tidak seberani sekarang ini tidak akan progress yang signifikan dalam proses "revolusi moral". Akar persoalan dari apa yang dialami Ahok adalah "konflik kepentingan (conflicts of interest) dimana orang-orang yang biasa korupsi tidak bisa lagi korupsi, orang-orang yang "haus kekuasaan" takut kalah bersaing maka "mereka" "memobilisasi" semua issu-issu sensitif seperti: Suku Ras dan Agama. Kalau ALLAH SUBHANAHUWATA'ALA berkehendak tidak satu pun kekuatan yang bisa menghentikan. Sudah saatnya negeri ini dapat pemimpin yang "berani dimusuhi, berani dimaki-maki" dalam memajukan hak-hak orang banyak (warga yang dipimpinnya). Amiiin.

  • puri8 years ago

    pejabat2 yang suka komen seperti itu, pejabat murahan dan low kwalitas