BERITA

Presiden Jokowi Selfie dan Sapa Petani Jatigede

"Presiden menyapa petani di sekitar Bendungan Jatigede tanpa pengawalan"

Presiden Jokowi Selfie dan Sapa Petani Jatigede
Presiden Jokowi berbincang dengan petani desa Tomo, Sumedang, Jawa Barat, Kamis (17/03). (Foto: Jokowi twitter)

KBR, Jakarta - Presiden Jokowi hentikan laju iring-ringan mobil saat kunjungan kerja ke Waduk Jatigede, Jawa Barat. Saat itu, terik pukul 11.50 WIB di hamparan sawah yang mulai menguning. Presiden berjalan sendiri tanpa pengawalan menyapa petani Desa Darmawangi, Kecamatan Tomo, desa yang tak terkena banjir buatan. Sedang empat kecamatan di area seluas 3035.34 hektare segera hilang Januari 2017. 

Kepada dua petani yang tengah memanen, Presiden bertanya tentang hasil panen.

Tahun ini, pemerintah menargetkan 78 juta ton padi. Sedang petani menjerit lantaran harga Gabah Kering Panen (GKP) anjlok hanya Rp 3.200-Rp 3.500 per kilogram. Petani mau pemerintah menyetabilkan GKP hingga di atas Rp 4000.

Usai 15 menit berlalu, bekas walikota Solo ini pun kembali menuju mobil untuk bersalaman dengan masyarakat yang telah menunggu, juga berfoto selfie. Tim komunikasi Presiden, Ari Dwipayana menyebut kejadian ini terjadi tak lama setelah rombongan Presiden meninggalkan kawasan Bendungan Jatigede menuju Sumedang.

Jatigede sedianya akan dapat mengairi lahan seluas 90.000 hektar, meliputi 24 kecamatan di  Kabupaten Indramayu, Majalengka dan Cirebon. Selain itu, juga akan digunakan sebagai sarana penyediaan air baku dengan total 3500 liter/detik, pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan kapasitas terpasang 110 MW dengan produksi listrik rata rata 580 GWH/Tahun, destinasi baru  pariwisata, dan sebagai pengendali banjir di daerah sekitar sungai Cimanuk bagian hilir seluas 14.000 Ha.


Editor: Rony Sitanggang

  • waduk jatigede sumedang
  • Presiden Jokowi
  • PLTA
  • petani desa tomo sumedang

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!