BERITA

Our Voice: Jangan Kaitkan LGBT dengan Penyakit Jiwa

Our Voice: Jangan Kaitkan LGBT dengan Penyakit Jiwa

KBR, Jakarta- Kelompok LGBT Our Voice meminta tidak mengaitkan masalah LGBT dengan penyakit kejiwaan. Untuk itu, pernyataan yang sempat dikeluarkan oleh salah satu dokter jiwa Fidiansyah terkait LGBT sama dengan penyakit jiwa, harus dicabut. 

Menurut Manajer Program Our Voice Teguh Iman Affandi, pernyataan itu tidak ada dasarnya. Hal itu juga sesuai dengan surat yang dikirim lembaga kedokteran jiwa di Amerika dan Inggris yang menyatakan, LGBT bukan masuk kelompok penyakit jiwa. 

"Aku sudah baca suratnya dari British Psychological Society dan American Psikiatri Association memang mereka berdua menyatakan tidak ada dasar ilmiahnya bahwa homoseksualitas itu adalah gangguan jiwa," jelasnya kepada KBR, Kamis (03/17).

Teguh menambahkan, tahun 1973 lembaga kesehatan jiwa di Amerika, American Psikiatri Association sudah menyatakan LGBT bukan penyakit jiwa dan mengeluarkan LGBT dari daftar penyakit jiwa, "Makanya, American Psikiatri Association mencabut homoseksual sebagai gangguan tahun 1973, karena mereka sadar dan tahu tidak ada landasan ilmiahnya sama sekali. Jujur, sebagai orang Indonesia, saya malu," tambahnya.


Kata dia, Perhimpunan Dokter Speasialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI)  juga seharusnya malu karena komentar yang dikeluarkannya terkait kesehatan jiwa dan LGBT tidak mendasar, "Saya malu, PDSKJI itu bawa-bawa nama Indonesia, tetapi pikirannya tidak ilmiah sama sekali, saya sebagai orang Indonesia malu," tutupnya.

Sebelumnya Asosiasi Psikiater Amerika Serikat (American Psychiatric Association atau APA) mempertanyakan sikap PDSKJI tentang Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT) yang dimasukkan dalam kategori masalah kejiwaan.  APA menyebut tidak ada pedoman yang bisa dipakai untuk membuktikan hal tersebut. Selain itu, WHO juga telah menghapus homoseksualitas dari daftar gangguan jiwa sejak 1990. 

Editor: Dimas Rizky

  • LGBT
  • Gangguan Jiwa

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!