Kata Darmin, pemerintah akan mengambil sikap yang berani atas permintaan yang diajukan Uni Eropa.
“Mestinya dengan Uni Eropa, kita berani untuk ambil risiko karena kita tidak bersaing dengan mereka. Beda dengan dua kompetitor lain: India dan China,” kata Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution dalam siaran pers, Kamis (03/03/16).
Darmin mengatakan, penawaran pemerintah Indonesia masih jauh dari harapan Uni Eropa. Misalnya saja, saat ini, Uni Eropa meminta Indonesia membebaskan bea masuk sebesar 95 persen pos tarif. Padahal, permintaan itu dianggap pemerintah sebagai liberalisasi dan akan memukul industri dalam negeri. Selain itu, pemerintah Uni Eropa juga meminta penghapusan bea keluar, seperti perjanjian antara Uni Eropa dan Vietnam.
“Kita harus punya milestone yang mau dicapai. Kalau tidak, perundingannya akan berputar-putar, tidak mencapai target,” ujar Darmin.
Saat ini, pemerintah Indonesia sedang dalam proses negosiasi
perjanjian perdagangan bebas dengan Uni Eropa dalam skema Comprehensive
Economic Partnership Agreement. Hari ini, Menko Perekonomian menggelar
rapat koordinasi bersama Menteri Perdagangan, Menteri Luar Negeri, dan
perwakilan Badan Koordinasi Penanaman Modal.
Editor: Rony Sitanggang