BERITA

Komnas PT Ajak Masyarakat Desak Jokowi Batalkan RUU Pertembakauan

Komnas PT Ajak Masyarakat Desak Jokowi Batalkan RUU Pertembakauan

KBR, Jakarta - Dewan Penasihat Komisi Nasional Pengendalian Tembakau (Komnas PT) Emil Salim mengajak masyarakat sipil untuk turut mendesak Presiden Joko Widodo membatalkan RUU Pertembakauan. Bekas Menteri Lingkungan Hidup ini berharap, desakan yang kuat dari bawah mampu mengubah pandangan Jokowi, seperti halnya yang terjadi pada RUU KPK. 

Ia menyarankan, masyarakat beramai-ramai mengirim surat desakan kepada Jokowi sebelum rencana pengesahan pada April mendatang.

"Presiden Jokowi jika ada pressure dari masyarakat maka RUU KPK bisa dibatalkan, strategi yang sama perlu kita jalankan. Karena itu, kirim surat ke Presiden Jokowi, katakan bahwa di samping interest industri rokok, ada interest masyarakat masa depan, interest ibu yang akan menderita ketika hamil dsb," kata Emil dalam seminar "Rokok Ancaman Generasi Emas 2045" yang diselenggarakan oleh Komnas PT di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, (2/3/2016).

Emil Salim juga mengkritik PDI Perjuangan lantaran mendukung pengesahan RUU Pertembakauan. Padahal, kata dia, RUU tersebut tidak mengabaikan kesejahteraan petani tembakau yang disebut sebagai "marhaen" oleh Sukarno. Ini lantaran harga tembakau dikendalikan oleh industri rokok. 

"Petani tembakau adalah Marhaen. Mengapa PDI Perjuangan malah mendukung RUU Pertembakauan?" kata Emil.

Emil juga menekankan dampak negatif RUU Pertembakauan terhadap kualitas generasi muda. Kata dia, bersama narkoba dan alkohol, rokok merupakan produk yang mampu merusak peluang Indonesia menikmati bonus demografi. 

"RUU Pertembakauan merupakan ancaman bagi generasi emas Indonesia yang seharusnya mendapatkan window opportunity pada 2020-2030. Apalagi, proyeksi pertumbuhan industri rokok jelas menyasar anak-anak muda," ujar Emil. 

Editor: Citra Dyah Prastuti 

  • Rokok
  • RUU Pertembakauan
  • Komnas Pengendalian Tembakau

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!