BERITA

ICTI: Pulau Selaru dan Yamdena Paling Siap Dibangun Kilang Masela

"Ikatan Cendikiawan Tanimbar Indonesia (ICTI) menilai Pulau Selaru dan Pulau Yamdena di Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, paling siap dibangun kilang gas Blok Masela."

Dian Kurniati

ICTI: Pulau Selaru dan Yamdena Paling Siap Dibangun Kilang Masela
Rapat Terbatas (Ratas) kilang gas Blok Masela di Istana Negara. Foto: Setkab

KBR, Jakarta - Ikatan Cendekiawan Tanimbar Indonesia (ICTI) menilai Pulau Selaru dan Pulau Yamdena di Kepulauan Tanimbar, Kabupaten Maluku Tenggara Barat, paling siap dibangun kilang gas Blok Masela. Ketua ICTI, Pius Bwariat mengatakan, kedua pulau itu memiliki bibir bantai yang bagus, sehingga akan mudah dibangun infrastruktur seperti jembatan dan pelabuhan.

“Dari pulau-pulau kecil itu, memang salah satu yang sudah diusulkan pemerintah provinsi dan kabupaten itu Selaru. Karena bagaimanapun juga di darat, membutuhkan kapal yang cukup besar. Dan itu berarti membutuhkan sarana prasarana jembatan-jembatan," kata Pius kepada KBR, Jumat (25/03/16).


"Kalau Yamdena itu kan pelabuhan alam ya, jadi kapal besar seperti Umsini bisa berlabuh. Andai kata dari lingkungan alamnya memungkinkan, fasilitas jembatan bisa dibangun, saya kira tidak ada masalah,” tambahnya.


Meski menyebut dua nama pulau di Kepulauan Tanimbar yang potensial dibangun kilang, Pius mengatakan, masih perlu kajian mendalam untuk menentukannya.


Kata dia, pemerintah baik pusat maupun daerah harus menimbang positif dan negatif pulau-pulau di Maluku karena menyangkut pembangunan infrastruktur pendukung kilang. Selain soal infrastruktur, aspek lainnya yang harus diperhatikan yakni lingkungan dan sosial masyarakat di sana.

Sebelumnya, Ikatan Cendekiawan Tanimbar Indonesia (ICTI) menyatakan dukungannya terhadap keputusan Presiden Joko Widodo tentang pembangunan kilang Blok Masela dengan skema onshore atau pembangunan di darat. Ketua ICTI Pius Bwariat mengatakan, keputusan itu akan memberi dampak besar bagi perekonomian lokal.

“Presiden sudah mengambil keputusan Blok Masela dikelola secara onshore, di pantai, di darat. Itu menjadi keputusan yang sangat bijaksana dari pemerintah. Jadi kami masyarakat di Tanimbar, Maluku, setuju untuk diproses lebih lanjut. Dengan adanya Blok Masela ini, tentu ekonomi daerah, regional, maupun nasional itu sangat besar,” kata Pius kepada KBR, Jumat (25/03/16).


Pius mengatakan, sejak 2010 Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memang mengisyaratkan pembangunan kilang gas di Blok Masela berskema offshore atau lepas pantai. Namun, kata Pius, pemerintah sekarang pasti sudah memperhitungkan situasi yang berkembang hingga memutuskan mengubah skema menjadi onshore.

Meski mendukung keputusan pemerintah, Pius mengatakan, pemerintah harus menghitung secara proporsional aspek sosial dan lingkungan di Maluku sebelum menentukan lokasi kilang. Pius memperkirakan lokasi kilang akan berada di Pulau Yamdena atau Pulau Selaru karena pertimbangan lokasi yang strategis.


Dua hari yang lalu, Presiden Joko Widodo memutuskan kilang LNG Blok Masela akan dibangun di darat atau onshore. Blok Masela adalah proyek pembangunan kilang gas dengan investasi senilai USD 16 miliar. Dalam setahun, diperkirakan kilang itu akan memproduksi 7,5 ton LNG.



Editor: Quinawaty Pasaribu



 

  • kilang gas blok masela
  • maluku
  • Ikatan Cendikiawan Tanimbar Indonesia
  • Pulau Selaru
  • Pulau Yamdena

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!