BERITA

Majikan Hongkong Butuh Penjelasan Islam

"Buruh Migran Indonesia di Hongkong meminta pemerintah Indonesia menjelaskan perbedaan Islam dan ISIS kepada masyarakat Hongkong."

Majikan Hongkong Butuh Penjelasan Islam
Ilustrasi/Antara

KBR, Jakarta - Buruh Migran Indonesia di Hongkong meminta pemerintah Indonesia menjelaskan perbedaan Islam dan ISIS kepada masyarakat Hongkong.

Ketua Serikat Buruh Migran di Hongkong, Sringatini, mengatakan kini banyak majikan yang ketakutan dengan buruh migran. Terutama buruh migran yang berjilbab.

"Majikan mengira buruh migran menjadi anggota ISIS. Padahal mereka tidak tahu apa-apa. Pemerintah harus menjelaskan bahwa tidak semua orang berjilbab itu anggota ISIS” kata Sringatini kepada KBR, Minggu (29/3/2015) siang.

Sringatini meminta pemerintah menjelaskan perbedaan Islam sebagai agama dan ISIS sebagai gerakan radikal. “Islam kan ada banyak alirannya, ada NU, Muhammadiyah. Itu tidak diketahui (masyarakat Hongkong)," ujarnya.

Dia tidak menyangkal bila banyak kelompok pengajian di Hong Kong yang beranggotakan buruh migran. Namun, pihaknya belum dapat memastikan bila kelompok-kelompok pengajian tersebut terlibat jaringan ISIS.

Dia mengatakan belum pernah menerima selebaran atau brosur untuk bergabung dengan ISIS.  Saat ini, pihaknya telah memberikan peringatan terhadap buruh migran agar berwaspada terhadap ajakan kelompok radikal tersebut.

Sringatini menambahkan, hingga saat ini belum ada sosialiasi dari pihak Kedutaan Besar Indonesia di Hongkong mengenai bahaya ISIS. Hal ini mengakibatkan minimnya informasi berkaitan dengan kelompok militan itu.

Sebelumnya, sebuah pengajian WNI di Hong Kong dibubarkan kepolisian setempat karena diduga menyebarkan paham ISIS. Di Internet, tersebar poster acara tersebut yang mencantumkan logo ISIS. Pihak penyelenggara sudah menyatakan logo itu tidak ada di poster yang asli.

Editor: Rio Tuasikal 

  • buruh
  • isis
  • Buruh migran

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!