BERITA

Jaga Ekonomi, Jokowi Harus Menstabilkan Politik

Presiden Joko Widodo. Foto: KBR/DjSetiawan

KBR, Jakarta - Pengamat ekonomi UGM Tony Prasetyono menilai, melemahnya nilai tukar mata uang rupiah terhadap dolar disebabkan oleh menurunnya kepercayaan publik kepada Presiden Joko Widodo. Kondisi seperti itu kata dia, berimplikasi pada ketidakpastian terhadap dunia usaha. Sehingga, investor banyak yang ragu untuk datang. Meski begitu, ia menganggap fundamental dan cadangan devisa Indonesia masih kuat untuk menahan laju peningkatan nilai rupiah.

"Tentunya tidak fair juga kalau kita hanya menyalahkan faktor eksternal pasti ada masalah di faktor internal. Kalau Agus Martowardodjo mengatakan di Indonesia fundamental ekonominya baik-baik saja, saya setuju. Secara umum sebetulnya baik-baik saja. Tetapi, kita juga punya masalah yang non ekonomi.Jadi harus diakui kepercayaan terhadap pemerintahan Jokowi itu menurun dibandingkan kondisi Oktober. Jadi saya tidak tahu ada survei atau tidak, feeling saya ada penurunan kepercayaan terhadap pemerintahan Jokowi. Ini ujungnya orang akan memegang US dollar,"jelas pengamat ekonomi UGM Tony Prasetyono di Jakarta, Sabtu (28/3/2015).

Pengamat ekonomi UGM Tony Prasetyono menambahkan, Pemerintahan Jokowi perlu mengupayakan langkah cepat memberikan ketenangan kepada dunia usaha agar dolar tidak terus mendominasi rupiah. Selain itu, kebijakan ekonomi yang digulirkan untuk menggairahkan ekonomi dinilai belum akan berdampak dalam waktu dekat. Misalnya, pemberian visa gratis kepada beberapa negara akan berdampak pada quartal kedua tahun 2015. Dollar Amerika pada penutupan perdangangan hari Jumat kemarin mencapai Rp 13,157 per dolar.

Editor: Malika 

  • Jokowi
  • rupiah melemah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!