NASIONAL

Ricuh di Luar Stadion Jatidiri, Kompolnas Klarifikasi ke Polda Jawa Tengah

"Saat itu tengah berlangsung pertandingan PSIS Semarang versus Persis Solo."

Ricuh di Luar Stadion Jatidiri, Kompolnas Klarifikasi ke Polda Jawa Tengah
Ilustrasi: Penanganan kepolisian di Tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Oktober 2022. (Foto: Antara/Ari Bowo)

KBR, Jakarta- Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) masih mengklarifikasi ke Polda Jawa Tengah, terkait ricuh antara pendukung PSIS Semarang dan personel kepolisian di depan Stadion Jatidiri, Jumat, 17 Februari 2023.

Kericuhan tersebut membuat aparat kepolisian menembakkan gas air mata kepada para suporter untuk mengurai massa. Saat itu tengah berlangsung pertandingan PSIS Semarang versus Persis Solo.

Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti mengatakan penanggung jawab keamanan dalam suatu pertandingan sepak bola bukan hanya tugas kepolisian saja. Ada banyak pihak terlibat, termasuk panitia pelaksana, klub yang bertanding, dan pihak keamanan yang lain.

"Iya betul, kita belum tahu peristiwa yang sebenarnya, ya. Jadi, kalau kita langsung judging kan enggak tepat gitu ya. Jadi, masih harus tahu yang sebenarnya seperti apa, seperti itu sih," kata Poengky kepada KBR, Minggu, (19/2/2023).

Diduga Kurang Koordinasi

Meski begitu, Poengky meminta seluruh pemangku kepentingan yang terlibat dalam pelaksanaan pertandingan sepak bola dapat berkoordinasi dengan baik.

"Nah, ini intelijen yang bisa melakukan analisa, melakukan penilaian. Apakah misalnya pertandingan itu apa aman kalau dilaksanakan misalnya dengan penonton atau sebaiknya tanpa penonton. Nah, kemudian juga mainnya misalnya kapan, jam berapa, model-model seperti itu, nah, analisa seperti itu. Nah, kemudian ya mesti harus di.. sebaiknya dipatuhi, karena kalau enggak gitu nanti fatal," imbuhnya.

Selain itu, Poengky menekankan pentingnya dilakukan sosialisasi pertandingan, terutama untuk para penonton dan suporter. Apalagi jika memang pertandingan diputuskan untuk dilaksanakan tanpa penonton.

Sebab, ia menduga, ricuh di Semarang terjadi karena kurangnya koordinasi dan sosialisasi, serta ada informasi juga bahwa penonton sudah membeli tiket untuk menonton pertandingan.

"Untuk tidak mengulangi hal tersebut, maka koordinasinya penting itu, dan juga butuh waktu ya, itu segera harus disampaikan kepada suporter, supaya suporter juga tahu. Kalau suporternya tahu, ya mereka pasti nggak akan berbondong-bondong datang, pasti akan nonton di TV, dugaan saya seperti itu. Tapi, ini perlu sekali lagi perlu kami klarifikasi ke Polda Jateng," pungkasnya.

Ricuh

Sebelumnya, pertandingan sepak bola Liga 1 antara PSIS Semarang dan Persis Solo, dihentikan sementara karena ricuh.

Keributan terjadi di luar stadion antara polisi dan pendukung PSIS. Polisi beberapa kali menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang hendak masuk stadion.

Dikutip dari ANTARA, sebagian gas air mata yang masuk ke stadion diduga menjadi penyebab wasit Sigit Budiyanto menghentikan pertandingan pada menit ke-74.

Pertandingan kembali dimulai usai lima menit dihentikan. Skor 1-1 menutup laga berjuluk derbi tersebut.

Baca juga:

Editor: Sindu

  • Liga 1
  • Kompolnas
  • Polda Jawa Tengah
  • PSIS Semarang
  • Persis Solo

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!