NASIONAL

Rencana Subsidi Kendaraan Listrik Berbuah Petisi

"Rencana berikan subsidi kendaraa listrik tuai prokontra"

Podcast What's Trending

KBR, Jakarta- Demi percepatan program kendaraan bermotor listrik, pemerintah punya rencana menggelontorkan subsidi. Rencana pemerintah ini pun tak lepas dari sorotan. Pegiat Transportasi Publik, sekaligus Direktur Eksekutif Institut Studi Transportasi (Instran), Deddy Herlambang sampai membuat petisi dorongan mencabut rencana subsidi ini di laman Change.org.

"Duh ini ngapain gitu. Kalau pemahaman kita, kalau subsidi dalam literasi undang-undang ataupun regulasi kita. Subsidi itu kan bagi kelompok yang tidak mampu. Nah lalu ini orang mau membeli motor atau mobil listrik, tapi itu di subsidi. Ini sendiri sudah aneh, dia sudah bukan subsidi lagi namanya. Orang kaya atau orang mampu malah di subsidi, dari sini sudah jelas tidak tepat," tutur Deddy.

Dalam petisinya, Deddy menyoroti soal beban jalan yang sudah berat. Lantaran, persoalan kemacetan yang tiada ujungnya. Deddy menganggap, program subsidi ini hanya akan meningkatkan pertumbuhan penggunaan kendaraan pribadi. Padahal, berdasarkan data Beppenas 2021 secara nasional, pengguna kendaraan umum dibawah 20 % atau 80% lebih menggunakan kendaraan pribadi.

Baca juta:

Serba Dialihin ke Listrik

Cek Fakta: Narasi soal Ribuan WNA China Diberi KTP buat Pemilu 2024. Benarkah?

Jeli Saring Toxic Positivity

"Lalu kalau pemerintah kampanye, promosi, membanding-bandingkan Thailand kah atau di Eropa misalnya di subsidi. Kita kan juga tidak bisa mikir begitu juga, tidak bisa naif gitu ya, lugulah. Ya dikalikan saja dengan panjang jalannya, panjang jalannya sama nggak dengan kita misalnya. Kalau panjang jalannya di sana mungkin lebih panjang jalannya ya, kita ternyata pendek. Ya mungkin bisa-bisa saja disubdisi, karena jalannya masih lengang gitukan, masih belum macet. Tapi kita kan sudah ke crowded sekali. Apalagi khusus di Jabodetabek ya kan, atau di kota-kota besarlah, Bandung, Surabaya misalnya, Medan itu kan sudah luar biasa macet," pungkas Deddy

Ia lalu menyarankan agar dana subsidi itu digunakan saja untuk pengembangan infrastruktur angkutan umum massal yang dianggapnya lebih berguna untuk orang banyak. Atau menurutnya, dana subsidi tersebut dapat digunakan untuk pembangunan atau perawatan jaringan jalan yang masih memprihatinkan di daerah-daerah pelosok Kalimantan, Sulawesi, Maluku, NTT, Papua dan lain-lain.

Sementara itu, Pengamat Ekonomi Energi Unversitas Gadjah Mada Dr. Fahmy Radhi, MBA berpendapat pemberian insentif kendaraan listrik itu sebagai upaya menekan harga kendaraan listrik yang saat ini harganya masih mahal sehingga terjangkau oleh masyarakat. Harapannya, masyarakat pun akan beramai-ramai melakukan migrasi ke kendaraan listrik.

“Dengan demikian, pemberian subsidi ini sebenarnya bukan semata-mata memberikan subsidi bagi orang kaya yang mampu membeli kendaraan listrik, tetapi lebih untuk mempercepat migrasi dari kendaraan fosil ke kendaraan listrik yang ramah lingkungan," ungkapnya di laman UGM.

Nah kenapa sih pemerintah itu mengidam-idamkan konversi kendaraan berbahan bakar fosil ke listrik?

Berdasarkan laman di Departemen Perhubungan dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Direktur Jenderal Perhubungan Darat, Budi Setiyadi menyebut kendaraan listrik merupakan transportasi masa depan yang harus menjadi pilihan agar udara kota tetap bersih dan ramah lingkungan. Sehingga pendorongan penggunaan kendaraan listrik berbasis baterai dilakukan pada masyarakat yang berada di wilayah perkotaan dulu. 

Akan tetapi menurut dia tantangannya adalah harga kendaraan listrik yang masih cukup tinggi terutama pada komponen baterainya.

Untuk membahas soal rencana subsidi kendaraan listrik, simak podcast What's Trending bersama Direktur Eksekutif Instran, Deddy Herlambang dan Pengamat kebijakan publik Universitas Trisakti Trubus Rahadiansyah di link berikut ini:

  • kendaraan listrik
  • Mobil listrik
  • motor listrik
  • subsidi besar-besaran
  • 80 juta untuk subsidi mobil listrik
  • motor subsidi 7 juta
  • petisi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!