Hanya Tiga dari 100 Anak Petani yang Mau Jadi Petani

"Sementara 60% itu sudah kakek-kakek nenek-nenek yang sudah enggak kuat ngapa-ngapain gitu. Jadi yang muda-muda enggak mau jadi petani."

KBR, Jakarta - Anggota Dewan Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Marsudi Wahyu Kisworo mengatakan, regenerasi petani menjadi masalah yang harus segera dicarikan solusinya.

Saat ini, kata Marsudi, mayoritas petani di Tanah Air sudah berusia lanjut dan proses regenerasinya ternyata sangat mengkhawatirkan.

"Survei yang pernah kami lakukan, jumlah petani yang umurnya di bawah 50 tahun tinggal 40%. Sementara 60% itu sudah kakek-kakek nenek-nenek yang sudah enggak kuat ngapa-ngapain gitu. Jadi yang muda-muda enggak mau jadi petani. Survei berikutnya, ketika seorang anak muda atau anak petani kita tanya mau jadi petani atau tidak, dari 100 orang itu hanya tiga yang cita-citanya jadi petani," ujar Marsudi dalam FGD Ketahanan Pangan Indonesia secara daring, Senin (27/2/2023).

Marsudi juga mengatakan, regenerasi petani harus terus dilakukan mengingat kebutuhan pangan setiap tahunnya terus meningkat.

Baca juga:

- Jokowi: Banyak Petani Keluhkan Pupuk

- Petani Rembang Keluhkan Sulitnya Beli Pupuk Bersubsidi

Ia juga mengingatkan, lahan pertanian memerlukan banyak sumber daya manusia untuk meningkatkan produktivitas.

Ditambahkannya, problem regenerasi petani menjadi satu dari lima tantangan Indonesia dalam hal ketahanan pangan. Empat tantangan lain yakni perubahan iklim, pandemi, geopolitik, dan pertumbuhan penduduk.

Editor: Fadli

• petani
• regenerasi petani