NASIONAL

Gamophobia Bikin Sulit Jalin Hubungan

"Pertanyaan "Maukah kau menikah denganku?" tak selalu berujung pada jawaban "Iya". Namun jika penolakan lamaran didasari atas rasa ketakutan berlebih, bisa jadi Gamophobia sebabnya. "

Lea Citra

Diskusi Psikologi (Disko)
Diskusi Psikologi (Disko)

KBR, Jakarta- Pernah gak sih ditanya kapan nikah? Sejauh ini masih saja pertanyaan kapan nikah itu selalu muncul, apalagi kalau di acara keluarga.

Meski berhati-hati dalam mengambil keputusan untuk menikah atau berkomitmen adalah perkara yang wajar. Tapi jika seseorang takut berlebihan sama yang namanya komitmen dan pernikahan, bisa jadi gamophobia penyebabnya.  

Apa itu gamophobia? 

Melansir laman Alo Dokter dari Kementerian Kesehatan, gamophobia adalah ketakutan yang berlebihan untuk menjalin komitmen dan menikah. Bukan sekadar takut biasa, rasa takut yang dialami seorang gamophobia bersifat jangka panjang dan berdampak langsung pada kehidupan pribadinya.

Seorang gamophobia bisa merasa cemas berlebih hingga tak terkontrol saat memikirkan tentang komitmen dan masa depan hubungannya. Bisa jadi fobia ini membuat seseorang cenderung menghindari hubungan yang serius atau bahkan mengakhiri hubungan yang baik karena kebutuhan untuk “melarikan diri” ketika hendak ke jenjang pernikahan.

Apakah menikah bisa jadi solusi gamophobia?


Karina Negara, B.A., M.Psi., Psikolog selaku Chief Psychologist & Co-Founder of KALM  menegaskan, menikah bukanlah solusi dari gamophobia. Ia tak menyarankan menikah ketika seseorang masih memiliki gamophobia.

"Tolong jangan. Kalau kalian merasa, kayaknya kalian gamophobia nih. Cara menyembuhkannya bukan dengan menikah atau berkomitmen teman-teman ya. Itu akan make your married like hell. Jadi di proses dulu, lalu nanti baik ujungnya menikah maupun tidak. Balik lagi, kita tau itu aman kalau keputusannya diambil dengan tenang, gak fear based," pungkas Karina.

Baca juga:

Anuptaphobia Bikin Takut Melajang

- Terlalu Lelah Tuk Ambil Keputusan


Karina Negara, B.A., M.Psi., Psikolog selaku Chief Psychologist & Co-Founder of KALM mengungkapkan, takut menikah atau berkomitmen ini berbeda dengan orang yang memilih melajang, karena pilihan hidupnya. Perbedaan mendasarnya, terletak pada adanya rasa ketakutan yang dimilikinya.


"Tapi kalau dia memilih untuk tidak menikah karena takut, yaitu gamophobia. Jadi beda, perbedaannya di rasa takutnya itu. Yang bisa tahu perbedaannya, kemungkinan besar hanya dirinya sendiri. Karena di mata orang lain, orang bisa nge-judge aja kan. Eh dia gak nikah, pasti takut nikah deh gitu. Padahal bisa jadi enggak kok. Atau ada orang yang memang ternyata takut menikah, tapi nggak kelihatan takut menikah gitu ya. Oh kok dia kedoknya, aku memilih mau single aja seumur hidup. Tapi ternyata sebenarnya takut. Itu kan juga bisa. Jadi ini nggak bisa kita yang judge, yang bisa tahu sebenarnya hanya sih orang itu sendiri," ungkap Karina.

Lebih lanjut soal Gamophobia, yuk dengarkan podcast Diskusi Psikologi (Podcast Disko) di link berikut ini:

  • Gamophobia
  • Takut nikah
  • Takut komitmen
  • Podcast Disko

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!