NASIONAL

Bukan Follower, Presiden Sebut Indonesia Trendsetter Cinta Produk Sendiri

"Jokowi Sebut Indonesia Trendsetter , dibahas asyik di podcast What's Trending"

Lea Citra

Podcast What's Trending
Podcast What's Trending

KBR, Jakarta- Tak sekedar follower atau pengikut, kini program bangga buatan Indonesia, diklaim Presiden Joko Widodo menjadi trendsetter. Jokowi mengeklaim, Indonesia sudah lebih maju dari sisi penggunaan produk dalam negeri ketimbang Amerika Serikat.

"Amerika juga telah baru saja memberlakukan di bulan Januari 2023 yang lalu untuk penggunaan produk dalam negeri dan kita sudah satu tahun di depan sudah melakukan. Kita ini sekarang menjadi trendsetter bukan menjadi follower," kata dia pada acara Pelantikan Badan Pengurus Pusat HIPMI (20/02/23).

Kepala negara itu juga mengungkapkan, capaian realisasi belanja produk dalam negeri dari kementerian/lembaga mencapai 762 triliun rupiah. Dorongan belanja produk dalam negeri juga membuka kesempatan menjadi peluang bagi pengusaha dalam negeri yang memiliki produk-produk dengan kualitas bagus.

Baca juga:

Jokowi Minta Pemda Jaga Stabilitas Harga Pangan

Kiat Hadapi Resesi 2023 Buat yang Pas-pasan

Career Cushioning, Nyiapin Hal Tak Terduga

Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) sendiri, bertujuan agar masyarakat Indonesia mencintai dan menggunakan karya anak bangsa. Khususnya produk-produk UMKM lokal. Gerakan BBI diluncurkan oleh Presiden RI Joko Widodo pada 14 Mei 2020. Jokowi mengajak warga Indonesia untuk membeli dari para pelaku UMKM. Pembelian ini diyakini mampu membantu bangsa ini keluar dari krisis.

Nah untuk memajukan produk dalam negeri, Bank Indonesia (BI) menyebut 3 kunci penguatan gerakan bangga buatan Indonesia.

1. Sinergi berbagai pemangku kepentingan mendorong UMKM unggulan di masing-masing daerah, untuk meningkatkan kualitas produk dan memperluas pasar.

2. Kreativitas dalam menghasilkan karya-karya kreatif yang menarik pasar baik di dalam maupun luar negeri.

3. Digitalisasi. Ini penting, baik dalam perluasan pasar (onboarding), pengelolaan usaha, maupun sistem pembayarannya.

Bener gak sih Indonesia itu trendsetter penggunaan barang dalam negeri?

Direktur Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad menyebut tingkat impor di Indonesia masih tinggi. Menurutnya, pemerintah masih memiliki PR untuk mengurangi impor tersebut untuk bisa jadi trendsetter.

"Kampanye sudah dilakukan, tapi bagi industri ya itu sulit untuk memenuhi buatan dalam negeri. Yang memang buatan dalam negeri kebanyakan adalah produk-produk. Misalnya dalam pengadaan barang dan jasa yang nilainya masih kecil-kecil. Tapi untuk yang di luar itu ya, di luar ada barang jasa masyarakat secara besar begitu. Ya impornya masih besar begitu ya," ujar Tauhid.

Direktur Eksekutif INDEF, Tauhid Ahmad mengatakan saat ini produk-produk yang jadi andalan Indonesia adalah produk pangan. Namun bahan baku terigu pun, Indonesia masih saja impor.

"Terigu, ya kemudian sebagian gula kita masih impor. Kemudian bawang putih kita masih impor ya. Pangan memang masih dalam negeri, walaupun ada impor. Tapi untuk produk industri, sepertinya masih importasinya masih jauh lebih tinggi kebetulan, dibandingkan untuk produk keluar begitu ya," pungkasnya.

Jadi sudahkah Indonesia jadi trendsetter dan bukan lagi follower? Yuk dengarkan podcast What's Trending di link berikut ini:

  • Cinta Produk Indonesia
  • Trendsetter bukan follower
  • Bangga Buatan Indonesia (BBI)
  • Trendsetter

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!