NASIONAL

Ahli Minta Indonesia Waspada Flu Burung

"Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, kewaspadaan sangat penting sebelum virus H5N1 atau flu burung masuk ke Indonesia."

Sadida Hafsyah

flu burung
Razia Unggas Antisipasi Flu Burung di kawasan Kebayoran Lama, Jakarta Selatan (22/3/2016). (Foto: ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)

KBR, Jakarta - Pemerintah harus segera menentukan langkah waspada pasca-merebaknya lagi virus flu burung di sejumlah negara di dunia.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, kewaspadaan sangat penting sebelum virus H5N1 atau flu burung masuk ke Indonesia.

Tjandra menekankan beberapa hal yang harus dipersiapkan yaitu kemampuan diagnostik dan surveilans di seluruh daerah di Tanah Air.

"Pertama, kemampuan untuk mendeteksi harus terjaminkan, untuk memastikan flu burung atau tidak flu burung baik pada unggas atau manusia, kan butuh alat laboratorium. Jadi harus dijamin bahwa alat itu tersedia di banyak tempat. Kalau toh tidak tersedia di daerahnya, maka dia harus tahu ke mana harus mengirimkannya. Supaya kalau ada sampel ketahuan itu flu burung atau bukan. Jadi pertama soal diagnostik. Yang kedua kemudian soal surveilans. Artinya perlu ada kewaspadaan saat ini untuk mendeteksi kalau-kalau ada laporan unggas mati yang tidak pada tempatnya atau tidak biasa di berbagai tempat di daerah masing-masing," ucapnya saat dihubungi KBR (26/2/2023).

Tjandra menambahkan, meski sejauh ini di Indonesia belum ada penularan Flu Burung pada manusia, tapi tenaga kesehatan harus memahami cara mendeteksinya dengan segera. Nakes juga harus lekas berkoordinasi dengan pemerintah daerah setempat, agar dapat segera menetapkan langkah antisipasi lanjutan.

"Dari kacamata unggas, kalau ada unggas yang mati, kan karena ayam (yang terkena flu burung) di peternakan kan akan mati sebagian besar. Nah begitu juga manusia kalau ada klaster di rumah sakit, harus diwaspadai. Artinya petugas kesehatan, kalau ada klaster yang aneh tidak seperti biasa, ada satu rumah atau satu kampung yang sakit, pihak rumah sakit perlu melapor ke dinas kesehatan kabupaten atau provinsi setempat untuk dilakukan upaya untuk mengecek penyakit apa sebenarnya," kata dia.

Pemerintah, kata Tjandra, juga harus siap menyediakan sarana dan prasarana penanganan flu burung jika penularannya semakin berkembang.

Selanjutnya, Kementerian Kesehatan RI diimbau cepat berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dari negara lain. Tujuannya, untuk mengambil langkah antisipasi bersama agar penularan flu burung tidak semakin meluas dan menimbulkan masalah serius.

"Tapi sebelum itu kita harus terus berkomunikasi dengan WHO. Karena penyakit ini kan sejauh ini di beberapa negara di luar Indonesia. Kita mesti cek apa kasus terus menerus berkembang di sekitar kita," katanya.

Kasus flu burung di dunia perlu juga diwaspadai di Indonesia, karena infeksinya tak hanya dapat dialami oleh unggas, namun juga oleh manusia meski resikonya masih rendah. Di Indonesia, perkembangan kasus flu burung masih terjadi pada unggas.

Baca juga:

- Puluhan Ribu Ayam di Papua Mati Akibat Flu Burung

- One Health untuk Indonesia bebas Rabies dan Flu Burung

"Yang pertama, dia menular antar-unggas. Yang kedua antar-unggas dan ke bukan unggas, dalam hal ini mamalia, anjing laut dan sebagainya. Yang ketiga, dari binatang ke manusia. Dan yang keempat, menular antar-manusia. Jadi ada beberapa tahapannya," tuturnya.

Sebelumnya, Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) memberikan sinyal bahaya usai seorang gadis remaja (11 tahun) meninggal pasca-terinfeksi flu burung di Kamboja.

Editor: Fadli

  • FKUI
  • Flu Burung
  • H5N1

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!