NASIONAL

Upaya Pemerintah Tekan Angka Kematian Akibat COVID-19 Pada Balita dan Anak

COVID-19

KBR, Jakarta - Kementerian Kesehatan mencatat dalam dua bulan terakhir ada lebih dari 80 bayi usia di bawah lima tahun meninggal akibat Covid-19. 

Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Siti Nadia Tarmizi mengatakan, jumlah itu setara tiga persen dari total dua ribu pasien Covid-19 yang meninggal saat gelombang varian Omicron melanda Indonesia.

"Secara pasti, data mengenai tiga persen balita 0-5 tahun yang meninggal ini tidak ada data dan informasi lebih lanjut. Mungkin rekan-rekan media bisa menanyakan kepada para klinisi langsung di rumah sakit masing-masing. Seperti misalnya RS Sulianti atau RS Persahabatan. Tapi yang pasti, biasanya kematian pada balita dikarenakan memiliki penyakit bawaan seperti kelainan jantung ataupun kelainan imunitas, ataupun umumnya kanker darah," kata Nadia dalam konferensi pers daring, Selasa (22/2/2022).

Baca juga:

Siti Nadia Tarmizi mengatakan paparan virus korona varian Omicron pada anak-anak biasanya tidak disertai gejala, sehingga mempercepat penularan di klaster keluarga.

Hingga saat ini Indonesia belum memiliki vaksin COVID-19 yang bisa diberikan untuk anak usia tiga hingga enam tahun. 

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah bakal menyiapkan vaksin Merah Putih yang saat ini masih dalam tahap uji coba untuk nanti diberikan pada anak di bawah enam tahun.

“Vaksin yang sekarang kita gunakan di atas 6 tahun. Dari 3 sampai 6 tahun itu masih kosong di dunia tidak banyak. Setahu saya baru vaksin dari Sinovac dan Pfizer yang bisa. Jadi itu juga ada kesempatan untuk digunakan untuk vaksin anak, vaksin primer tapi usianya 3 sampai 6 tahun. Pertama, bisa dipakai vaksin Merah Putih adalah booster, kemudian juga untuk vaksin anak, terutama di usia 3 sampai 6 tahun," ujar Menkes Budi Gunadi Sadikin saat Seremoni Uji Klinis Vaksin Merah Putih Unair, Rabu (9/2/2022).

Budi Gunadi mengimbau masyarakat waspada terhadap penularan varian Omicron dengan menerapkan disiplin protokol kesehatan. 

Ia memperkirakan kasus kematian pada gelombang ketiga ini tidak akan sebanyak saat gelombang kedua, pertengan tahun lalu. Menurutnya, pada puncak kasus gelombang ketiga ini, kasus kematian akibat varian Omicron kurang dari seribu kasus per hari, atau setengah dari total kasus kematian saat puncak gelombang kedua.

Baca juga:

Periksakan anak

Dihubungi terpisah, Ikatan Dokter Anak Indonesia IDAI mengimbau orang tua segera melakukan tes Covid-19 kepada anaknya jika memiliki gejala-gejala Omicron. Semisal demam, flu, batuk dan pilek.

Ketua Umum IDAI, Piprim Basarah Yanuarso mengatakan, salah satu penyebab utama kematian anak yang terinfeksi Covid-19 yaitu karena mempunyai penyakit penyerta atau komorbid seperti penyakit jantung bawaan hingga gizi buruk.

"Yang kami dapatkan dari IDAI bahwa laporan kematian pada saat ini, saat pandemi sedang berkecamuk, angka kematian bayi tentu sangat-sangat terkait dengan adanya komorbid. Laporan-laporan bayi meninggal, itu yang kami terima itu memang rata-rata dengan komorbid berat. Ada yang pneumonia, ada yang kanker, semakin banyak komorbidnya, misalnya jantung bawaan dengan gizi buruk ya, itu tingkat kematiannya sangat tinggi ya” ucap Piprim kepada KBR, Rabu, (23/3/2022).

Ketua Umum IDAI, Piprim Basarah Yanuarso menambahkan,ada sejumlah kondisi kesehatan anak terinfeksi Covid-19 yang tidak bisa dirawat di rumah. Misalnya demam tinggi yang tidak kunjung turun, sesak nafas, hingga kejang-kejang. 

Karena itu, ia meminta agar orang tua segera membawa anaknya ke rumah sakit.

Sebelumnya, dalam konferensi pers perhimpunan lima profesi dokter Indonesia pada 18 Juni tahun lalu, Ikatan Dokter Anak Indonesia IDAI mengatakan di tengah lonjakan kasus harian COVID-19, terjadi peningkatan tajam penularan dan bahkan kematian pada anak-anak. 

Saat itu, data nasional menunjukkan konfirmasi COVID-19 pada anak berusia 0-18 tahun mencapai 12,5 persen, artinya satu dari delapan kasus konfirmasi COVID-19 adalah anak-anak. 

Data IDAI juga menunjukkan tingkat kematian mencapai 3 persen – 5 persen. Dari seluruh data anak yang meninggal itu, 50 persen adalah balita.

Editor: Agus Luqman

  • COVID-19
  • kematian akibat covid-19
  • kematian balita
  • vaksinasi anak
  • Puncak Kasus Omicron

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!