NASIONAL

Transportasi dan Pergudangan, Sektor Paling Terpuruk di 2 Tahun Pandemi COVID-19

""Jadi transportasi semua moda angkutan itu pasti mengalami perlambatan ekonomi karena memang mobilitas penduduk semakin terbatas. Di tahun 2020 itu terkontraksi minus 15,06 persen.""

Ranu Arasyki

Ilustrasi: Sebuah pesawat komersil rute domestik mengisi bahan bakar di Bandara Mutiara Sis Aljufri,
Ilustrasi: Sebuah pesawat komersil rute domestik mengisi bahan bakar di Bandara Mutiara Sis Aljufri, Palu, Sulteng, Rabu (9/2/22). (FOTO: Antara/Basri Marzuki)

KBR, Jakarta— Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sektor transportasi dan pergudangan merupakan sektor yang paling terpukul akibat pandemi Covid-19 sepanjang 2020.

Kepala BPS Margo Yuwono mengatakan dua sektor itu mengalami perlambatan karena mobilitas warga terbatas akibat pandemi.

"Di tahun 2020 itu terkontraksi minus 15,06 persen. Dan kalau kita lihat tahun sebelum krisis itu 6,39 persen dan tahun 2021 dengan perbaikan mobilitas dan penanganan pandemi semakin baik sektor ini sudah mulai tumbuh 3,24 persen," kata Margo Yuwono, pada acara Kinerja Pertumbuhan Ekonomi di Masa Pandemi, Senin (21/2/2022).

Margo melanjutkan, selanjutnya lapangan usaha yang paling terdampak sejak adanya pengetatan mobilitas yaitu akomodasi, dan makan minum seperti hotel dan restoran. Sektor ini terperosok hingga minus 10,26 persen. Namun, kinerja usaha di sektor ini berangsur pulih 3,69 persen pada 2021.

Baca Juga:

Di sisi lain, BPS mencatat ada beberapa sektor yang justru bertumbuh positif di masa pandemi. Misalnya, sektor jasa kesehatan meroket 11,56 persen pada 2020, dan kembali naik sebesar 10,46 persen pada 2021.

"Sektor kedua yang tumbuh di tengah pandemi kemarin adalah informasi dan komunikasi. Ya, perubahan cara kita komunikasi, meeting dan sebagainya berpengaruh kepada pertumbuhan sektor informasi dan komunikasi. Itu tumbuhnya 10,61 persen," sambungnya.

Jika merujuk pada sumber pertumbuhan, industri pengolahan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi nasional pada 2021, yakni sebesar 0,70 persen, disusul perdagangan 0,60 persen. 

Berbeda pada saat ekonomi nasional terkontraksi minus 2,07 persen pada 2020, industri informasi dan komunikasi menyumbang angka terbesar atas PDB, yaitu 0,57 persen.

Editor: Agus Luqman

  • Inflasi
  • krisis 2020
  • BPS
  • transportasi dan pergudangan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!