Article Image

NASIONAL

Serok Fulus Youtuber, Emang Gampang?

KBR, Jakarta - Teknologi mendisrupsi cara-cara hidup orang, tak terkecuali soal gimana cari cuan. Dunia digital memunculkan beragam lapak dan profesi baru. Yang sering digadang-gadang prospektif dan menggiurkan adalah profesi Youtuber. 

Selain dianggap bisa menghasilkan banyak uang, sekarang Youtuber juga bisa sama tenarnya dengan penyanyi atau pemain film. Maka tak heran siapapun berlomba ingin menjadi terkenal di platform berbagi video ini. 

Merintis sejak lima tahun lalu Edward F Limbong aktif membagikan video kegiatannya sebagai pilot pesawat terbang di Youtube. Mulanya hanya untuk dokumentasi pribadi, tapi putri Limbong kemudian berinisiatif mengunggah konten itu di kanal Youtube pribadinya. 

“Saya dulu gaptek, saya rekam pakai HP Samsung bekas anak. Sesudah saya pakai tiba-tiba putri saya ini membuat channel YouTube dan meng-upload video yang saya buat di pesawat sama co-pilot saya itu,” ungkapnya. 

Pria yang akrab disapa Kapten Limbong ini tak menyangka unggahan video pertamanya mendapat respon positif dari penonton. 

“Tiba-tiba dia bilang 'wah Pa, banyak yang nonton, subscriber-nya udah 10 ribu, yang nonton ada ratusan ribu',” cerita Limbong. 

Kapten Limbong merintis kanal youtube dibantu puterinya (Foto: dok pribadi Edward Limbong)

Kapten Limbong pun semakin aktif mengunggah video tentang penerbangan. Belakangan, ia juga membuat konten kolaborasi dengan influencer. Tak jarang, ia juga melibatkan kru pesawat untuk mengisi video di kanalnya. Ia sadar, profesi pilot masih asing bagi sebagian orang, sehingga justru punya daya jual tersendiri. 

“Putri saya kuliah marketing communication, dia suka buat video. Dia buatin buat saya itu karena profesi pilot tuh kan jarang,” ucap pria yang bekerja di Lion Air ini.

Kini kanal Youtube Kapten Limbong telah diikuti lebih dari 500 ribu orang dan dengan rata-rata video ditonton lebih dari 50 ribu kali. Capaian ini pun memengaruhi uang yang diterima dari konten yang ia unggah. Namun, tak semua video bisa menghasilkan cuan, sebab sejak tahun lalu, Youtube membuat kebijakan baru soal monetisasi.

“Dulu gampang (dapat uang), ga usah mesti 1000 subscriber dan 4000 jam tayang, baru dibayar. Jadi bagi saya membuat konten sekarang agak sulit [karena] kalau gak spesifik kontennya, akan susah untuk naik,” jelas Limbong.

Sejumlah syarat dipatok oleh Youtube untuk tiap video yang diunggah, pengaturan monetisasi diperketat, termasuk mewajibkan kreator memiliki akun Google AdSense.

“Kalau dulu kan dibayar seberapa banyak orang ngeklik. Jadi misalnya yang nonton saya, 20 ribu dibayar segitu. Kalau sekarang bikin video 10 menit, yang ditonton cuman 2 menit dibayarnya cuma 2 menit itu. Ga usah ngomong iklanlah karena iklan diklik, dilewatin,” katanya.

Baca juga: Cuan ala Kpopers, dari Hobi Jadi Duit

Tangkapan layar kanal youtube Kapten Limbong

Limbong mengakui penghasilan Youtubenya cukup walaupun belum sebesar gaji yang ia terima sebagai pilot. Sebagai content creator ia ditantang untuk terus membuat sesuatu yang ‘seru’ di tiap video baru.

“Saya lihat konten itu jarang naik, kalau ga bikin sesuatu yang viral atau yang aneh-aneh. Kalau mau bikin viral, ya bikin skandal, tapi kalau kita mau bikin konten yang konsisten atau yang bermutu, bermanfaat, mendidik, itu banyak ga laku,” ujar Pria yang berprofesi sebagai pilot lebih dari 30 tahun ini.

Maka ide segar harus terus ditampilkan. Selain tiu, untuk bisa menjadi youtuber profesional salah satu kuncinya adalah konsisten. Limbong mengatakan pembuat konten akan cepat terlupakan jika tak sering memperbarui karyanya.

“Kalau mau jadi Youtuber, harus konsisten! Konsisten itu artinya, jangan berubah-ubah. Kalau misalnya ga ada yang nonton, terusin saja sampai target kalian tercapai,” ucapnya.

Baca juga: Resiliensi DuitHape Jangkau Masyarakat Unbanked

Kapten Limbong berharap bisa terus membagikan konten bermanfaat (Foto: dok pribadi Edward Limbong)

Di era sosial media ini, anak-anak muda yang lebih akrab dengan gawai dirasa lebih mudah untuk mengikuti perkembangan teknologi. Sehingga tak salah jika ke depannya akan lebih banyak lagi orang berprofesi sebagai Youtuber. 

"Apa-apa semua orang sekarang ada di tangan, di HP, baik itu di Tiktok atau Youtube atau Instagram, Twitter. Sponsor bisa lihat kalau kita pegang banyak orang," ucapnya. 

Dengarkan obrolan lengkap Reski Messanto dan Kapten Edward F Limbong dalam episode Uang Bicara ‘Serok Fulus Youtuber, Emang Gampang?’di KBRPrime dan platform mendengarkan podcast lainnya.