NASIONAL

2022-02-21T16:50:00.000Z

Mogok Bikin Tahu Tempe karena Kedelai

"Sutaryo meminta pemerintah membuat solusi jangka pendek dan jangka panjang agar perajin tempe dan tahu tidak terpuruk akibat harga kedelai yang mahal."

kedelai
Pekerja menata peralatan di sentra industri tahu tempe saat mogok produksi di Johar Baru, Jakarta, Senin (21/2/2022). (Foto: ANTARA/Aditya Pradana)

KBR, Jakarta - Kelangkaan kedelai membuat para pengrajin tahu dan tempe kesulitan melanjutkan produksi mereka. Sejumlah perajin nekat menghentikan sementara produksi lantaran harga beli kedelai lebih tinggi dari keuntungan per potong tahu tempe.

Sejak pekan lalu, sejumlah perajin tahu tempe di DKI Jakarta berhenti produksi dan libur jualan. Para perajin yang tergabung di organisasi Pusat Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Puskopti) menghentikan usahanya hingga Rabu (23/2/2022).

Ketua Puskopti DKI Sutaryo mengatakan aksi mogok produksi ini bentuk protes mereka karena lonjakan harga kedelai yang sangat cepat. Hingga pekan kemarin harga kedelai mencapai Rp11.300 per kilogram, dan diprediksi masih akan terus naik.

Aksi mogok itu, kata Sutaryo, bakal diikuti oleh 4.500 produsen tempe dan tahu. Sutaryo mengatakan, naiknya harga bahan baku kedelai membuat keuntungan mereka minim, sementara dia juga khawatir konsumen akan lari jika harga tempe atau tahu dinaikkan.

"Kita inisiatif untuk mogok serentak menaikkan harga. Padahal kenaikannya cuma sekitar 20 persen, artinya kalau dari tempe satu papan Rp5.000 naikin Rp6.000 itu kan kalau konsumennya kelasnya bagus ya sebenarnya naik 5000/6000 nggak usah mogok. Tetapi karena pasar tradisional naik Rp5.000 ke Rp6.000 itu masih ditawar juga. Padahal kondisi kedelainya itu sudah mencapai Rp12.000 sehingga merasa mereka nggak untung setiap hari," kata Sutaryo saat dihubungi KBR, Kamis (17/2/2022).

Berita terkait:

Sutaryo menjelaskan, sejak akhir 2020, harga kedelai yang semula hanya Rp7.000 per kilogram, naik hingga Rp9.000 di awal 2021. Kata dia, sejak saat itu, harga terus naik sampai pada akhir tahun lalu mencapai Rp10.200, dan saat ini, harga kedelai mencapai Rp11.300.

Sutaryo meminta pemerintah membuat solusi jangka pendek dan jangka panjang agar perajin tempe dan tahu tidak terpuruk akibat tingginya harga bahan baku kacang kedelai ini.

"Jangka pendek menaikkan harga supaya diketahui oleh konsumen bahwa harga kedelai mahal. Jangka panjang itu menengah dan panjang itu ya pemerintah harus punya skema penyelesaian tata niaganya supaya jangan terjadi terus-menerus setiap tahun seperti ini," kata Sutaryo.

Hal serupa juga dilakukan Paguyupan Komunitas Tahu Jombang (KTJ). Para perajin tahu di Jombang, Jawa Timur, mogok produksi dan berjualan tahu sejak Minggu (20/2/2022), kemarin. Salah karyawan pabrik tahu, M Arif mengatakan, aksi ini sebagai bentuk protes karena harga kedelai yang cukup mahal. Aksi mogok ini dilakukan selama 3 hari sampai Selasa, 22 Februari besok.

"Ini acaranya demo, berkaitan dengan kenaikan harga kedelai, berkisar Rp 11 ribu - 11.500 per kilogram, sebelumnya Rp 9,5 ribu. Sangat memberatkan. Rencananya 3 hari, tanggal hari ini sampai lusa, hari ini, besok sama lusa, tanggal 20,21,22 Februari 2022," kata M Arif.

Baca juga:

Arif mengatakan, di Desa Sumbermulyo sendiri ada puluhan pengrajin tahu yang memiliki pangsa pasar hingga luar daerah seperti Gresik, Surabaya bahkan Madura. Seluruh pengrajin sepakan menghentikan produksi mereka.

Di Banjar, Jawa Barat, untuk mensiasati harga kedelai yang naik, para perajin mengubah ukuran produksi tahu mereka. Salah seorang produsen tahu Enceng Rahmat mengaku terpaksa mengubah ukuran dan menaikan harga jual meski dirinya sadar akan kehilangan sejumlah pelanggan.

Sementara itu, produsen tahu tempe di Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung memilih mengurangi angka produksi. Para perajin dan produsen tahu tempe mengurangi angka produksi lantaran tingginya bahan baku kedelai, yang mencapai 12 ribu per kilogram.

Mahalnya bahan baku kedelai saat ini paling berdampak pada industri tahu tempe skala kecil menengah. Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifuddin mengatakan di Indonesia ada 170-an ribu perajin tahu tempe skala rumahan. Mereka kelabakan membeli bahan baku kedelai secara harian, ketika harga tidak pernah pasti. Ia meminta pemerintah mencarikan solusi bagi para perajin rumah itu.

Editor:A gus Luqman

  • Harga Kedelai
  • Kedelai
  • Harga Tahu dan Tempe
  • Tahu dan Tempe

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!