NASIONAL

Mentan: Pupuk Bersubsidi Jadi Masalah Menahun

""Seperti tadi Ketua Komisi IV menyampaikan pupuk bertahun-tahun sudah seperti itu dan terus menerus. Tentu saja Kementan akan disalahkan dan seperti itu,""

Heru Haetami

Mentan: Pupuk Bersubsidi Jadi Masalah Menahun
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo saat rapat kerja bersama Komisi IV DPR, Senin (14/2/22). (Foto: Youtube DPR RI)

KBR, Jakarta - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan sejumlah permasalahan terkait pupuk bersubsidi di Tanah Air sudah terjadi menahun.

"Karena ini memang di mana pun kita turun, masalah pupuk menjadi persoalan. Seperti tadi Ketua Komisi IV menyampaikan pupuk bertahun-tahun sudah seperti itu dan terus menerus. Tentu saja Kementan akan disalahkan dan seperti itu," katanya saat rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, Senin (14/2/2022). 

Syahrul Yasin Limpo juga mengklaim telah menjalankan berbagai upaya untuk menyelesaikan persoalan pupuk ini.

Salah satunya, dengan mengikuti rekomendasi temuan panitia kerja (panja) pupuk di Komisi IV DPR, menjalankan rekomendasi Ombudsman RI serta melakukan rapat koordinasi lintas kementerian.

"Sudah melalui rakor dilakukan dengan Bapak Menko untuk menuntaskan masalah pupuk," jelas Syahrul.

Permasalahan pupuk yang disampaikan Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo ke DPR ini yaitu dari total Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK) 24 juta ton, yang terpenuhi di lapangan hanya 9 juta ton.

"Sehingga tidak akan pernah cukup, walaupun pupuk sangat dibutuhkan masyarakat," ungkapnya.

Ditambahkannya, persoalan lainnya yakni selisih harga antara pupuk subsidi dan pupuk nonsubsidi terlalu jauh. 

"Sehingga membuka ruang-ruang penyelewengan bagi spekulasi dan bagi orang-orang yang memanfaatkan situasi," pungkas Syahrul Yasin Limpo.

Berita lainnya:

Editor: Kurniati Syahdan

  • pupuk bersubsidi
  • masalah pupuk
  • Kementan
  • Komisi IV DPR

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!