KBR, Jakarta— Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan akan meminta komitmen pendanaan dari negara-negara maju untuk mendukung percepatan transisi energi di Indonesia.
"Saya akan minta komitmen global atau global deal dari masing-masing G20 leaders untuk bersama-sama menyepakati langkah konkrit dalam percepatan transisi energi," katanya mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo dalam acara Peluncuran Transisi Energi G20, Kamis (10/2/2022).
Komitmen pendanaan itu, lanjut dia, mencapai US$100 miliar per tahun atau setara Rp1.434 triliun dari negara-negara maju kepada negara berkembang, seperti Indonesia. Indonesia juga membutuhkan realisasi investasi skala besar dari sektor swasta dan organisasi nirlaba.
Baca Juga:
Ini 7 Strategi Pemerintah Mengejar Target Bauran Energi 23 Persen
Kementerian ESDM: EBT Masih Minim, Penggunaan Batu Bara Berpotensi Tingkatkan Emisi Karbon
Luhut menjelaskan, transisi energi memiliki posisi yang sangat penting dalam Presidensi G20 Indonesia. Transisi energi merupakan salah satu topik penting yang diangkat pada forum itu selain menyoal kesehatan global dan transformasi ekonomi digital.
"Transisi energi ini adalah pekerjaan rumah kita semua. Tidak hanya bagi Indonesia, tapi bagi seluruh negara G20 dan komunitas global. Tidak hanya untuk pemerintah, tetapi juga bagi korporasi, lembaga keuangan, dan seluruh pemangku kepentingan," sambungnya.
Kata Luhut, Indonesia telah bertekad mencapai netral carbon pada 2060, atau lebih cepat dari itu dengan dukungan internasional. Pada Conference of the Parties ke-26 (COP26) di Glasgow, Skotlandia yang berlangsung tahun lalu, Indonesia telah mencapai kesepakatan bersama memacu pemakaian energi yang ramah lingkungan untuk mencapai target neutral carbon atau net zero emission.
Editor; Rony Sitanggang