NASIONAL

Harga Minyak Goreng Masih Tinggi, Ekonom: Harusnya Subsidi Diberikan untuk Minyak Curah

"Minyak goreng curah itu sampai 61 persen share di pasarnya, sisanya kemasan. Masalahnya, selama ini pemerintah subsidinya di minyak goreng kemasan. Harusnya subsidinya ke minyak goreng curah.""

minyak goreng
Warga memperlihatkan minyak goreng kemasan yang dibeli di kegiatan operasi pasar di Solo, Jawa Tengah, Rabu (23/2/2022). (Foto: ANTARA/Moh Ayudha)

KBR, Jakarta - Peneliti lembaga kajian ekonomi INDEF Rusli Abdullah mengatakan kelangkaan dan mahalnya harga minyak goreng saat ini turut disebabkan oleh pergeseran alokasi minyak sawit mentah (CPO) di dalam negeri.

Rusli mengatakan alokasi CPO untuk industri pangan seperti minyak goreng mulai turun, sedangkan alokasi CPO untuk industri nonpangan serta biodiesel meningkat.

Ia berharap pemerintah segera berdialog dengan pengusaha untuk mencari tahu masalah di lapangan, serta mendorong agar pengusaha meningkatkan pasokan CPO untuk produksi minyak goreng.

"Pemerintah harus mendorong pengusaha untuk mengalokasikan CPO-nya ke pabrik minyak goreng," kata Rusli Abdullah kepada KBR (22/2/2022).

Berita terkait:

Subsidi tidak tepat

Rusli juga mempersoalkan subdidi yang dikucurkan pemerintah dalam upaya menurunkan harga minyak goreng di pasaran. Menurutnya, tidak tepat jika subsidi diberikan untuk minyak goreng kemasan.

"Kita lihat data antara minyak goreng curah dan kemasan. Minyak goreng curah itu sampai 61 persen share di pasarnya, sisanya kemasan. Masalahnya, selama ini pemerintah subsidinya di minyak goreng kemasan. Harusnya subsidinya ke minyak goreng curah," kata Rusli.

Ia juga mendorong pemerintah bekerjasama dengan Perum Bulog untuk penyaluran subsidi minyak goreng curah dengan pengawasan yang ketat agar tidak terjadi penyelewengan.

Rusli juga berharap KPPU serius menyelidiki dugaan kartel atau permainan harga minyak goreng, serta masalah lainnya terkait distribusi minyak goreng.

Ia memperkirakan harga CPO masih bakal tinggi sampai bulan Juni mendatang. Kata dia, jika harga minyak goreng masih terus mahal dan masih langka maka akan sangat berbahaya. Sebab sebentar lagi memasuki bulan puasa. Ia khawatir bakal ada kenaikan sejumlah komoditas mulai dari kedelai yang saat ini sudah naik harganya, hingga daging sapi yang juga ikut naik. Hal tersebut bakal memberatkan masyarakat.

Baca juga:


Operasi pasar minyak goreng

Sementara itu, Kementerian Perdagangan terus melakukan pemantauan stok dan harga minyak goreng di berbagai lokasi di Indonesia mulai dari Jawa Timur, dan beberapa lokasi di provinsi Bali, Sumatera Utara, Sulawesi Utara, hingga Sulawesi Tengah.

Kemendag juga menyatakan bekerjasama dengan TNI AU untuk memperkuat stok minyak goreng ke sejumlah wilayah di Indonesia Timur. Operasi pasar dilakukan dengan menjual minyak goreng kemasan premium dengan harga eceran tertinggi Rp14 ribu perliter.

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi melalui keterangan tertulis menyebut operasi pasar yang kali ini dilakukan di ritel modern merupakan upaya Pemerintah menyediakan pasokan minyak goreng secara langsung kepada masyarakat.

Selain itu, kegiatan operasi pasar juga diharapkan mampu menstabilkan harga dan ketersediaan minyak goreng di tengah masyarakat.

Kegiatan operasi pasar minyak goreng curah dan kemasan akan terus dilakukan Pemerintah secara serempak di seluruh Provinsi di Indonesia hingga menjelang Idul Fitri 2022. Operasi pasar itu untuk memastikan masyarakat bisa dengan mudah mendapatkan pasokan minyak goreng dengan harga terjangkau.

Bila ditemukan penimbunan minyak goreng oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab, maka Kementerian Perdagangan akan menindak keras para pelaku dan memproses hukum.

Mendag Lutfi mengakui komoditas minyak goreng di sejumlah wilayah terkendala distribusi. Namun ia memastikan secara umum, pasokan minyak goreng sudah digelontorkan. Ia menyebut harga akan berlangsung normal dalam waktu satu hingga dia minggu ke depan.

"Daerah-daerah terluar di Indonesia seperti Anambas, Natuna memang mengalami persoalan tetapi kalau di Ambon sebenarnya sudah mulai masuk barang-barang ini. Sebagaimana data yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan. Tapi juga ada daerah seperti Gorontalo menurut hitungan kami sudah biru, tapi ternyata belum sampai barangnya. Jadi kita sedang mengecek ke jalur transportasi darat apakah ada masalah. Tapi secara umum pasokan minyak goreng sudah mulai menggelontor dan mudah mudahan akan normal satu dua minggu ke depan," kata dia dalam video wawancara yang diunggah di Youtube Kementerian Perdagangan, Sabtu (19/2/2022).

Baca juga:


Editor: Agus Luqman

  • Minyak Goreng
  • Indef
  • CPO
  • minyak sawit
  • Kemendag

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!