NASIONAL

Ekonom: Mobilitas Jadi Kunci Naiknya Konsumsi Rumah Tangga

""Kita sudah selesai untuk menjaga daya beli mereka. Tahap selanjutnya mendorong agar mereka bisa spending lebih besar. Caranya, meningkatkan pendapatan mereka.""

Ilustrasi: Seorang pengunjung berbelanja makanan untuk keperluan Natal di Pontianak, Kalbar. Kamis (
Ilustrasi: Seorang pengunjung berbelanja makanan untuk keperluan Natal di Pontianak, Kalbar. Kamis (23/12/21). (Foto: Antara/Jessica Helena)

KBR, Jakarta— Konsumsi rumah tangga menjadi salah satu penyumbang terbesar pertumbuhan ekonomi nasional. Pada 2021 konsumsi rumah tangga hanya bisa bertumbuh sebesar 2,02 persen, atau turun dari capaian sebelum pandemi yakni sebesar 5 persen.

Pendiri dan ekonom senior dari Lembaga kajian ekonomi Center of Reform on Economics (CORE) Hendri Saparini menyebut, pertumbuhan konsumsi rumah tangga masih bergantung terhadap mobilitas masyarakat. Menurut dia, hal ini berpengaruh besar terhadap pendapatan dan belanja masyarakat serta bergeraknya Usaha Kecil Menengah (UKM) di tengah pemulihan ekonomi.

"Menurut kami, kita sudah selesai untuk menjaga daya beli mereka. Tahap selanjutnya mendorong agar mereka bisa spending lebih besar. Caranya, meningkatkan pendapatan mereka. Maka mobilitas itu menjadi kunci, vaksinasi dan prokes itu menjadi kunci. Pada saat vaksin dan prokes itu dijalankan dengan baik, mobilitas berjalan UKM bisa bergerak sendiri. Tidak hanya spending berdasarkan BLT dan dana perlindungan sosial," katanya pada acara Seminar on Strategic Issues in G20: Exit Strategy & Scarring Effect, Kamis (17/2/2022).

Baca Juga:
Tahun Ini, PIP Sasar 2 Juta Debitur Baru Pembiayaan Ultra Mikro
Dorong UMKM Lokal, Kemenhub Beri Diskon 50 Persen Pengiriman Barang Via Tol Laut

Hendri mengatakan, pemerintah perlu mendorong daya beli masyarakat di masa pandemi ini. Berangkat dari struktur pengeluaran rumah tangga, sebesar 83 persen pengeluaran terbesar berasal dari kelompok ekonomi menengah ke atas, sisanya berasal dari kelas ekonomi menengah ke bawah.

Dorongan untuk membuka mobilitas itu bukan tanpa alasan, Pasalnya, menurut Hendri penyaluran dana program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang disalurkan sepanjang tahun lalu tidak cukup kuat berdampak terhadap peningkatan konsumsi rumah tangga. Salah satunya disebabkan masih banyak di antara masyarakat yang belum menerima bantuan tersebut.

"Ternyata data BPS (Badan Pusat Statistik) menunjukkan, banyak rumah tangga yang belum menerima bantuan sosial. Jadi kebijakan moneter itu juga harus tetap solid mendukung pemulihan karena walau pun kita mengeluarkan dana yang demikian besar lebih dari Rp700 triliun, tahun ini sekitar Rp450 triliun, tetap tidak akan bisa (mendorong konsumsi rumah tangga)," paparnya.

Editor: Rony Sitanggang

  • UMKM
  • PPKM
  • konsumsi rumah tangga
  • Inflasi
  • pertumbuhan ekonomi

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!