BERITA

Vaksinasi Covid-19 untuk Pedagang Pasar, Antara Antusias dan Takut

""Saya ingin bebas dari ketakutan yang selama ini menyelimuti saya.""

Heru Haetami, Adonia Naya

Vaksinasi Covid-19 untuk Pedagang Pasar, Antara Antusias dan Takut
Vaksinasi COVID-19 Sinovac pedagang Pasar Tanah Abang, Jakarta, Rabu (17/2). (Antara/Hafidz)

KBR, Jakarta-   Rabu (17/02) pagi, pemerintah menggelar percontohan vaksinasi covid-19 bagi pedagang di pasar Tanah Abang, Jakarta. Prioritas vaksinansi bagi pedagang dilakukan lantaran memiliki interaksi dan mobilitas tinggi. 

Vaksinansi disambut antusias para pedagang. Tapi masih ada juga yang belum ingin mendaftar karena takut divaksin. 

Nur, salah satu pelaku usaha di Pasar Tanah abang mengaku antusias mengikuti vaksinansi Covid-19. Nur mengaku setelah dirinya divaksin tidak merasakan gejala apapun.

"Karena banyak dari kita harus tetap bertahan dalam keadaan yang sulit seperti ini. Sangat mendukung probram pemerintah. Kita kan berusaha untuk tetap sehat walaupun dengan langkah preventif yang telah kita lakukan. Dengan adanya vaksin mungkin itulah salah satu ikhtiar kita agar tetap sehat selalu. Saya divaksin sekitar hampir 20 menit lalu, belum ada gejala apapun dalam diri saya dan masih seperti sebelum disuntik," kata Nur saat vaksinasi yang ditayangkan melalui medsos Kemenkes, Rabu (17/2).

Nur berharap vaksinansi ini bisa menjadi upaya pencegahan agar dirinya tidak tertular virus corona. Nur juga mengajak masyarakat lain untuk tidak takut mengikuti vaksinasi.

Pedagang pasar Tanah Abang lainnya Jaikishin Pursami mengaku mengikuti vaksinansi Covid-19 lantaran diselimuti rasa takut tertular virus.  

"Pertama saya ingin bebas dari ketakutan yang selama ini menyelimuti saya. Saya tidak bebas kemana-mana. Saya harus diam di rumah sebagai seorang lansia, saya dilarang bepergian kemana-mana sama anak saya," kata Jaikishin.

Sementara itu, Panitia Pelaksana Penanggungjawab Vaksina Pedagang Pasar Tanah, Siti Nurhalima, mengatakan masih terus dilakukan pendataan peserta vaksinansi. Kata dia, masih banyak pedagang yang belum tersosialisasi dengan baik sehingga belum berkeinginan untuk mengikuti vaksinansi Covid-19 ini.

"Pendataan terus kita lakukan karena masih ada pedagang   yang belum terdata mungkin pada waktu itu mereka belum tersosialisasi atau belum berani sekarang ini. Kita harapkan dengan sudah banyak yang mengikuti vaksinasi, pedagang lain juga akan termotivasi untuk ikut. Sehingga pendaftaran tetap terbuka," kata Siti dalam kesempatan yang sama.

Pemerintah berharap para pedagang segera menerima suntikan vaksin Covid-19. Plt. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes, Maxi Rein Rondonuwu mengatakan vaksinansi pedagang dilakukan karena mereka masuk dalam kelompok dengan mobilitas tinggi. 

Kata Maxi, ini permintaan presiden Joko Widodo.

"Jadi ya memang pedagang pasar itu menjadi permintaan presiden harus didahulukan, diprioritaskan karena mereka yang setiap hari berinteraksi dengan orang. Jadi itu harus cepat divaksinasi agar mereka punya kekebalan tubuh untuk terhindar dari Covid-19," kata Maxi.

Pemerintah menargetkan sebanyak 55.000 pedagang pasar di Jakarta divaksin Covid-19. Saat ini 1000an orang telah terdaftar mengikuti vaksinansi di hari pertama. 

Dirjen P2P Kementerian Kesehatan Maxi Rein Rondonuwu mengatakan ada 153 titik pasar di Jakarta yang akan menjadi sasaran vaksinansi. Direncanakan, vaksinansi untuk pedagang pasar ini ditargetkan rampung selama sepekan.

Editor: Rony Sitanggang

Redaksi KBR juga mengajak untuk bersama melawan virus Covid-19. Selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan dengan 3M, yakni; Memakai Masker, Menjaga Jarak dan Mencuci Tangan dengan Sabun.

  • #vaksinasicovid-19
  • #pakaimasker
  • #Takkenalmakatakkebal
  • #satgascovid19
  • #jagajarak
  • #KBRLawanCovid19
  • COVID-19
  • vaksin
  • #cucitanganpakaisabun
  • #IngatPesanIbu

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!