KBR, Jakarta - Presiden Jokowi berpidato di hadapan parlemen Australia di Canberra, Australia, Senin (10/2/2020).
Dalam pidatonya Jokowi banyak membahas soal pentingnya meningkatkan kemitraan pemerintah Indonesia dan Australia, mulai dari bidang demokrasi, HAM, ekonomi, sampai pelestarian lingkungan.
Di hadapan parlemen Australia, Jokowi juga menyebut bahwa generasi muda Indonesia punya kesamaan dengan anak muda di sana.
"Kaum muda Australia dan Indonesia memiliki kesamaan," kata Jokowi, seperti dilansir situs Setkab RI, Senin (10/2/2020).
"Kebanyakan mereka berwawasan global, ingin berkolaborasi untuk berinovasi. Indonesia sekarang memiliki 1 decacorn dan 4 unicorn yang dimotori oleh anak-anak muda."
"Anak muda Indonesia dan anak muda Australia terbentuk oleh nilai yang sama. Sama-sama hidup di alam yang demokratis, familier dengan Netflix, Instagram, Facebook, dan saling aktif bertukar pikiran lintas negara," katanya lagi.
Lihat Juga: Potret Pemuda Indonesia, Mayoritasnya Tamatan SMA dan Pekerja Kasar
Statistik Anak Muda Indonesia
Meski dibangga-banggakan di luar negeri, nyatanya anak muda Indonesia yang berpendidikan tinggi amatlah sedikit.
Menurut Statistik Pemuda Indonesia 2018 dari Badan Pusat Statistik (BPS), mayoritas anak muda Indonesia (usia 16-30 tahun) hanya bersekolah sampai SMA. Berikut rincian persentasenya:
- Pemuda tamatan SMA/sederajat: 36 persen
- Pemuda tamatan SMP/sederajat: 32 persen
- Pemuda tamatan SD/sederajat: 15 persen
- Pemuda tamatan Pendidikan Tinggi: 9 persen
- Pemuda tidak tamat SD: 5 persen
Laporan BPS menyebut Indonesia memiliki sekitar 63 juta anak muda. Sekitar 52 persen atau separuhnya sudah masuk ke sektor kerja. Tapi, mayoritasnya bekerja sebagai tenaga kasar.
Di samping minim keahlian profesional, tingkat kewirausahaan anak muda Indonesia juga rendah.
Menurut laporan BPS, hanya ada 11 persen yang membuat usaha sendiri. Sedangkan sekitar 89 persen sisanya bekerja sebagai buruh, karyawan, atau pegawai tidak tetap.
Editor: Agus Luqman