BERITA

BPS: Produksi Beras 2019 Turun karena Cuaca Ekstrem

BPS: Produksi Beras 2019 Turun karena Cuaca Ekstrem
Pekerja mengemas beras ke dalam karung di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, Kamis (2/1/2020). (Foto: ANTARA)

KBR, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan produksi beras nasional sepanjang 2019 hanya sekitar 31 juta ton, turun 7,75 persen dibanding tahun 2018.

Kepala BPS Suhariyanto mengklaim penurunan itu dipengaruhi oleh cuaca ekstrem.

"Pada tahun 2018, total luas panen 11,38 juta hektare. Kita bisa melihat perkembangan panen dari bulan ke bulan, dan di sana bisa dilihat bahwa pada bulan Maret merupakan puncak panen pada 2018. Di tahun 2019 situasi agak tidak menguntungkan, karena kita tahu pada tahun 2019 terjadi cuaca yang ekstrem," ujar Suhariyanto di kantor Kementerian Pertanian, Selasa (4/2/2020).

Suhariyanto menyebut cuaca ekstrem menyebabkan fluktuasi produksi padi, yang berdampak pula pada penerimaan petani.

"Ketika harga produksi padi tinggi, harga gabah akan turun. Dan sebaliknya ketika produksi rendah, harga akan naik. Sehingga pemerintah selalu memberi perhatian pada situasi sejak bulan November-Januari," ujarnya.

Suhariyanto menyebut penurunan produksi padi juga diikuti turunnya produksi gabah kering giling (GKG) sebelum diolah menjadi beras.

Produksi GKG sepanjang 2019 tercatat 54,6 juta ton, lebih rendah 7,76 persen dibanding tahun lalu.

Penurunan produksi beras umum terjadi di seluruh daerah Indonesia, termasuk Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Jawa Barat yang merupakan provinsi penyuplai beras tertinggi nasional.

Editor: Agus Luqman

  • beras
  • padi
  • pangan
  • pertanian
  • lahan pertanian

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!