BERITA

Izin Pabrik Semen Keluar, Bupati Rembang Pasang Badan Hadapi Penolak

Izin Pabrik Semen Keluar, Bupati Rembang Pasang Badan  Hadapi Penolak


KBR, Rembang– Bupati Rembang Abdul Hafidz pasang badan mendukung kelanjutan pabrik semen PT Semen Indonesia di wilayahnya. Ia  siap menghadapi kelompok penolak.

Bupati   menuding, suara penolakan selama ini tak murni dari warga, melainkan ditumpangi kepentingan kelompok lain.  Namun dia tak memerincinya, Hafidz hanya mengatakan kelompok ini berasal dari luar Rembang.

“Yang saya sayangkan ini sebagian kecil masyarakat ini ditumpangi pihak lain, dikompori, dan diberi informasi yang kurang tepat. Inilah yang menyebabkan seolah-olah Rembang punya persoalan yang menimbulkan konflik, baik sosial maupun horizontal, saya pastikan dari dulu tidak ada konflik,” jelas Hafidz saat ditemui KBR di ruangannya, Kamis (23/2/2017) malam.

 

“Saya ini sudah hampir 3 tahun kehilangan sabar saya. Jadi saya harus bersikap, kalau ada permasalahan di Rembang biar saya selesaikan sendiri, jangan sampai pihak luar ini ikut campur,” tambahnya.

 

Hal lain yang membuat Bupati Rembang ini pasang badan adalah dampak lanjutan bagi perekonomian kabupaten ini. Ia mengklaim, pabrik mampu menyediakan lapangan pekerjaan bagi ribuan warga, khususnya di kawasan ring 1.

 

“CSRnya pabrik (PT Semen Indonesia) belum operasi saja, 2 tahun sudah sekitar Rp. 50 miliar. Ini kami apresiasi, lebih-lebih sudah meningkatkan pendidikan di ring 1.” Klaim Bupati.

 

Selain itu, ia memperkirakan, pemasukan pemerintah daerah dari perusahaan plat merah ini bisa mencapai ratusan miliar Rupiah pertahun. Dari pajak bahan galian golongan C saja, menurut penghitungan Hafidz, pertahunnya PT Semen Indonesia bisa menyumbang Rp40 milyar dengan asumsi produksi 3 juta ton pertahun.

 

“Belum pajak-pajak lainnya, seperti pajak penghasilan.”

 

Dengan beroperasinya pabrik dan kegiatan tambang PT Semen Indonesia, kata Hafidz, kontribusi sektor pertambangan dalam menyokong pendapatan daerah akan maksimal. Saat ini, penerimaan daerah dari belasan perusahaan tambang hanya tercatat sekitar Rp9 miliar pertahun.


Tak Berpotensi Konflik

 

Hafidz eyakini, kelanjutan pabrik semen negara tersebut takkan memicu konflik lanjutan.  Kendati belakangan sempat terjadi insiden pembongkaran diikuti pembakaran tenda kelompok pro dan kontra pabrik semen.

 

Perbedaan pandang di antara warga, menurutnya, hingga kini masih bisa diredam. Yang terpenting bagi dia, adalah mengantisipasi munculnya isu SARA dan kabar palsu (hoax) di tengah menyikapi pro-kontra pabrik semen.

 

“Jadi saya juga berterima kasih baik ke pro maupun kontra semen, yang selama ini masih mampu menjaga ukhuwah sehingga tidak pernah terjadi konflik fisik,” kata Hafidz.

 


“Karena ini sudah berjalan setahun ini toh nyatanya tidak ada apa-apa. Perang spanduk itu biasa. Dalam keluarga sekalipun bapaknya kontra, anaknya kerja di semen, kan tidak apa-apa. Yang harus kita waspadai (untuk meredam konflik) itu ya fitnah, ada kompor,” tambahnya lagi.


Meski begitu, Bupati Rembang Abdul Hafidz telah mengingatkan direksi PT Semen Indonesia untuk mengantisipasi konflik dengan memastikan kesejahteraan warga. Ia juga menegaskan, tak segan menegur apabila PT Semen Indonesia mengingkari komitmennya. Baik dalam hal kesejahteraan maupun komitmen menjaga lingkungan.

 

Multi effect ini sangat dominan untuk memajukan ekonomi, tetapi jangan lengah juga pada masalah sosialnya. Untuk itu saya kemarin juga sudah menemui dan menyampaikan ke direksi (PT SI), supaya dalam perjalanannya pabrik semen menyejahterakan masyarakat Rembang khususnya di ring 1,” tukasnya.


Editor: Rony Sitanggang

  • Bupati Rembang Abdul Hafidz
  • pegunungan karst kendeng

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!