HEADLINE

Pelanggaran HAM Masa Lalu Tak Tuntas, Amnesty Internasional Nilai Jokowi Gagal

""Masih ada puluhan orang ditahan yang Amnesty sebut sebagai tahanan nurani dari Papua juga Maluku.""

Ade Irmansyah

Pelanggaran HAM Masa Lalu Tak Tuntas, Amnesty Internasional Nilai Jokowi Gagal

KBR, Jakarta- Organisasi pemerhati hak asasi manusia (HAM) dunia, Amnesty Internasional menganggap Presiden Joko Widodo gagal mengatasi serangkaian pelanggaran HAM di Indonesia. Deputi Direktur Kampanye Asia Tenggara Amnesty Internasional, Josef Benedict mengatakan, hal itu terbukti dengan semakin bertambahnya jumlah kasus-kasus pelanggaran HAM di Indonesia di setahun masa kepemimpinannya.

Selain itu kata dia, Jokowi juga ingkar terhadap janjinya saat masa kampanye untuk menyelesaikan kasus-kasus pelanggaran HAM berat masa lalu.

"Amnesty telah memantau ada pembatasan-pembatasan yang dilakukan oleh aparat keamanan terhadap kebebasan berekspresi berkumpul berasosiasi terutama di Papua. Ada beberapa kasus di mana mungkin ratusan orang ditangkap cuma karena melakukan kebebasan berekspresi secara aman," ujar Deputi Direktur Kampanye Asia Tenggara Amnesty Internasional, Josef Benedict, di Jakarta,  Rabu (24/02)

Josef melanjutkan, "keduanya adalah masih ada puluhan orang ditahan yang Amnesty sebut sebagai tahanan nurani dari Papua juga Maluku. Selanjutnya adalah isu impunitas yang masih terjadi dimana kasus pelanggaran HAM masa lalu masih belum ditangani dengan serius oleh pemerintah."

Josef Benedict menambahkan, di masa pemerintahan Jokowi juga masih berlangsung bentuk penghukuman yang kejam dan merendahkan martabat seperti di Aceh.

Selanjutnya, pemerintahan Jokowi juga masih melakukan eksekusi hukuman mati kepada 14 orang pada tahun 2015. Oleh karenanya dia meminta Jokowi untuk bersikap tegas agar pola serupa tidak berulang ke depannya mengingat Indonesia sudah banyak meratifikasi undang-undang HAM internasional. 

  • hak asasi manusia
  • HAM
  • amnesty internasional
  • Josef Benedict
  • Pelanggaran HAM Masa Lalu

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!