NASIONAL

Rangkap Jabatan Parpol, Penyebab Anggota DPR Sering Bolos

"Wakil Ketua Badan Kehormatan DPR Siswono Yudho Husodo mengatakan, tugas rangkap jabatan itu tidak mungkin bisa dilakukan karena tugas partai menyita waktu sebagai wakil rakyat. Karena itu dia berharap tak ada lagi tugas rangkap jabatan."

Dimas Rizki

Rangkap Jabatan Parpol, Penyebab Anggota DPR Sering Bolos
DPR, kinerja, partai politik, bolos, paripurna

KBR68H, Jakarta - Badan Kehormatan DPR menyebutkan banyak anggota DPR yang merangkap jabatan sebagai pengurus partai politik. Hal ini dianggap sebagai salah satu sebab banyaknya anggota dewan membolos ikut sidang.

Wakil Ketua Badan Kehormatan DPR Siswono Yudho Husodo mengatakan, tugas rangkap jabatan itu tidak mungkin bisa dilakukan karena tugas partai menyita waktu sebagai wakil rakyat. Karena itu dia berharap tak ada lagi tugas rangkap jabatan.

"Kita menyadari betul, anggota DPR itu banyak tugasnya. Anggota DPR itu juga anggota komisi, juga anggota badan. Entah itu di badan legislasi, badan anggaran, dsb. Dia juga anggota panja, pansus, pembentuk undang-undang yang sering kali kesibukannya luar biasa. Tetapi sering kali tugas-tugas partai mengarahkan tugas DPR. Dia misalnya juga fungsionaris partai. Banyak di DPR ini dulu sekjen partai," ujar Suswono dalam progran Sarapan Pagi KBR68H.

Dalam rapat paripurna kemarin, dari jumlah total 560 anggota DPR, setengahnya membolos. Paripurna yang mengagendakan pengesahan RUU Perdagangan hanya dihadiri kurang dari setengah dari jumlah anggota DPR.
Wakil Ketua DPR Pramono Anung berharap adanya kewenangan lebih bagi Badan Kehormatan untuk bisa memecat wakil rakyat yang kerap membolos.

Badan Kehormatan DPR juga mengusulkan toleransi membolos anggota dewan hanya 25 persen dalam satu masa sidang. Usulan tersebut diharapkan bisa masuk ke dalam revisi Undang-Undang MPR, DPR, DPD, DPRD (UU MD3).

Editor: Agus Luqman

  • DPR
  • kinerja
  • partai politik
  • bolos
  • paripurna

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!