NASIONAL

@Benhan dan 'Bisikan' Para Pengikutnya

"KBR68H, Jakarta - "Banding Ben, tanggung," celetuk Amalia kepada Benny Handoko yang menghampirinya. Pria yang akrab dengan nama Benhan ini hanya melempar senyum, "Banding, ya?," respon Benhan."

@Benhan dan 'Bisikan' Para Pengikutnya
Benhan Handoko, twitter

KBR68H, Jakarta - "Banding Ben, tanggung," celetuk Amalia kepada Benny Handoko yang menghampirinya. Pria yang akrab dengan nama Benhan ini hanya melempar senyum, "Banding, ya?" respon Benhan. 


Amalia dan belasan temannya datang ke Pengadilan Negeri Jakarta Selatan untuk memberi Benhan dukungan menghadapi vonis pada Rabu (5/2). Amalia mengenakan kaos bertuliskan 'Kampanye Revisi UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE)'. 


Menurutnya, putusan 6 bulan penjara dan masa percobaan 1 tahun untuk Benhan kemarin, memperlihatkan majelis hakim hanya ingin bermain aman. Tetap saja, status Benhan tetap dinyatakan bersalah atas suatu tindakan yang seharusnya tidak masuk tindak kriminal.


"Vonisnya itu sama saja kan, ternarapidana juga kan sebetulnya, walaupun hakim mau bermain safe, nggak dipenjara yang kayak gitu. Tetap sih, bagi saya kayak masih orde baru dengan versi baru lah," kata Amalia, 

Warga Pejaten ini sudah sejak lama mem-follow Benhan di Twitter, meski tidak pernah berjumpa langsung. "Habis asik-asik sih tweetnya," celetuk dia.


Kasus Benhan, membuat dia tergerak untuk ikut langsung mengkampanyekan kebebasan berpendapat lewat revisi UU ITE. Dia turun ke jalanan dan berteriak.


Di antara pendukung Benhan yang datang, tampak pula intelektual feminis Nong Darol Mahmada. Nong mengaku telah lama berteman dengan Benhan baik di dunia nyata maupun maya. Senada dengan pendukung lain, Istri  Guntur Romli ini menyatakan kekecewaannya terhadap putusan hakim. Secara pribadi, Nong berharap Benhan dibebaskan dari segala tuntutan. Ia menilai hakim tidak adil karena lebih banyak memihak jaksa penuntut.


"Kebetulan kita juga mengikuti beberapa kali persidangan Benhan itu dari saksi-saksi yang dihadirkan oleh Benhan. Tuntutan jaksa terhadap Benhan itu lemah gitu loh. Jadi banyak yang bisa sebenarnya dipatahkan. Menurut saya, (hakim) sama sekali mengabaikan fakta dari saksi-saksi yang dihadirkan dari pihak Benhan. Saya tentu saja tidak setuju dengan keputusan hakim terhadap Benhan," kata Nong.


Untuk upaya banding - senada dengan Benhan - Nong menilai peradilan di Indonesia masih susah untuk diandalkan guna mencari keadilan. Nong cenderung pesimis banding bisa membalik keadaan, namun dirinya menyerahkan semua keputusan langkah ke tangan Benhan dan keluarganya. 


"Betul kata Benhan kalau melihat dari proses sistem pengadilan kita memang kalau banding itu pesimis lah, kalau melihat proses persidangan. Nah ini tentu saja tergantung pada Benhan dan keluarga," tutur Nong.


Baik Nong dan Amalia mengaku merasa khawatir sejak kasus-kasus seperti Benhan bergulir. Mereka kemudian lebih berhati-hati ketika mem-posting atau berkomentar. 


"Selama pasal karet masih berlaku, ya kita harus pinter-pinter juga kan jadi menyiasati bagaimana berkicau di Twitter atau di Facebook. Misalnya dalam bentuk pertanyaan yang tidak menuduh, tidak frontal lah," tutur Amalia.


Arif, yang juga pendukung Benhan mengaku memahami posisi sulit yang tengah dihadapi temannya saat ini. Sebagai pengguna media sosial dan pendukung demokrasi. Upaya untuk menawar putusan bersalah butuh perjuangan kembali dengan langkah banding. Namun, Arif mengatakan langkah banding juga tidak mudah, mengingat ada faktor keluarga yang harus Benhan pertimbangkan. Karenanya, Arif menegaskan akan mendukung apapun keputusan yang diambil Benhan.


"Saya sebagai seorang pria berkeluarga dan sekaligus sebagai pengguna media sosial ada dua hal, ada dua sisi mata uang, yang satu saya pasti pengennya vonis ini dibatalkan, bagaimanapun caranya, bagaimanapun perjuangannya nanti. Tapi di sisi yang lain, otomatis ke Mas Benhan sendiri kan dia juga ada anak istri yang akan menjadi pertimbangannya," ujar Arif.


Editor: Pebriansyah Ariefana

  • Benhan Handoko
  • twitter

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!