NASIONAL

Pemerintah Diminta Lebih Aktif Mengendalikan Harga Komoditas Pangan

"Fluktuasi harga komoditas pangan saat ini tidak seperti biasa."

Sadida Hafsyah, Astri Septiani

Pemerintah Diminta Lebih Aktif Mengendalikan Harga Komoditas Pangan
Ilustrasi: Pedagang menjual cabai di Pasar Senen, Jakarta, Senin (26/12/2022). Harga cabai naik hingga Rp50 ribu perkilo. (Foto: ANTARA/Galih Pradipta)

KBR, Jakarta- Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri meminta pemerintah lebih aktif dalam upaya mengendalikan harga komoditas pangan di tanah air.

Permintaan ini ia sampaikan merespons pernyataan Presiden Jokowi yang memerintahkan pemda lebih sering memantau fluktuasi harga pangan secara langsung ke pasar.

Pernyataan itu dilontarkan Jokowi dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (FKPD) se-Indonesia, Selasa, 17 Januari 2023.

"Dalam hal ini kementerian terkait lebih aktif, lebih melihat situasi ini dengan baik dengan jernih, sehingga kita bisa menjaga bagaimana persoalan pangan, bagaimana persoalan data, bagaimana persoalan-persoalan lain yang sesungguhnya itu penting untuk kita jaga begitu," kata Abdullah saat dihubungi KBR, Selasa, (17/01/23).

Solusi Jangka Panjang

Ketua Umum Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) Abdullah Mansuri menyarankan pemerintah juga mengupayakan solusi jangka panjang, yakni dengan perbaikan tata kelola data stok dan distribusi komoditas pangan secara nasional.

"Kita (Ikappi, red) mendorong agar pemerintah punya data pangan yang baik, punya sebaran distribusi yang baik, punya strategi yang baik untuk kondisi ini agar tidak berlarut-larut. Ini kan terjadi setiap saat ya, setiap waktu. Dan sangat terasa bahwa pemerintah belum memenuhi keinginan presiden. Salah satunya menjaga agar harga pangan kita baik," ucapnya.

Menurutnya, fluktuasi harga komoditas pangan saat ini tidak seperti biasa. Beberapa komoditas pangan yang masih mengalami kenaikan harga hingga pertengahan tahun ini adalah cabai, bawang, daging sapi, dan beras, meskipun sudah impor.

"Biasanya setelah Natal dan tahun baru itu pertengahan bulan sudah kondusif, kecuali daging. Daging memang problematika tahunan," imbuhnya.

Deteksi Dini

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memerintahkan seluruh gubernur, bupati, dan wali kota bersama Bank Indonesia terus memantau harga-harga barang dan jasa yang ada di lapangan. Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi sejak dini kenaikan harga-harga komoditas pangan di lapangan.

Itu disampaikan Jokowi saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala Daerah dan Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) se-Indonesia Tahun 2023, di Sentul International Convention Centre (SICC), Sentul, Jawa Barat, Selasa, 17 Januari 2023.

"Sehingga selalu terdeteksi sedini mungkin sebelum kejadian besarnya itu datang. Sehingga, bisa kita kejar dan kita antisipasi untuk kita selesaikan. Hati-hati, dengan yang namanya kenaikan beras. Kita sekarang memang harus bekerjanya detail seperti itu, apa yang naik di lapangan. Beras. Saya sudah dua hari yang lalu memperingatkan Bulog untuk masalah ini, karena di lapangan 79 daerah, beras mengalami kenaikan yang tidak sedikit," kata Jokowi.

Asal Bapak Senang

Presiden juga menyoroti harga telur yang mengalami kenaikan di 89 daerah, tomat yang harganya naik di 82 daerah dan daging ayam ras yang naik di 75 daerah. Jokowi menginstruksikan bupati, wali kota, gubernur untuk sering-sering masuk ke pasar.

Ia meminta agar kepala daerah mengecek langsung ke lapangan, untuk memastikan apakah data yang diberikan atau diterima, sudah sesuai fakta.

"Jangan sampai, sudah enggak musim lagi sekarang ini, yang namanya bawahan ABS (asal bapak senang, red),'Baik, Pak. Tidak ada yang naik, Pak. Harga stabil, Pak.' Saya cek langsung ke lapangan. Jadi, BPS di daerah informasikan angka-angka yang apa adanya kepada kepala daerah," tambahnya.

Baca juga:

Sektor Pangan Buruk, DPR: Orientasi Kementerian Pertanian Cuma Penyerapan Anggaran

Editor: Sindu

  • Harga Pangan
  • Ikappi
  • Rakornas FKPD

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!