NASIONAL

Banyak yang Lalai, Waspada Karhutla di Tahun Politik

"Mahfud MD mengingatkan, potensi Karhutla begitu besar akibat kelalaian yang akan terjadi di tahun politik jelang Pemilu 2024."

Karhutla
Penanggulangan Kebakaran Hutan dan Lahan di Riau. (Foto: ANTARA/BPBD Riau)

KBR, Jakarta - Seluruh elemen masyarakat, terutama pimpinan daerah beserta jajarannya waspada mengantisipasi kebakaran hutan dan lahan (Karhutla).

Menkopolhukam Mahfud MD meminta, agar sistem pemantauan dan pencegahan Karhutla dilakukan secara maksimal.

Mahfud mengingatkan, potensi Karhutla begitu besar akibat kelalaian yang akan terjadi di tahun politik jelang Pemilu 2024.

"Saya berharap kepada semua pimpinan daerah, Forkopimda yang mempunyai hutan yang rawan dengan kebakaran, supaya dari sekarang waspada. Karena dulu ada gurauan bahwa kalau sudah menjelang tahun politik biasanya orang lalai, banyak yang kerja politik dan macam-macam sehingga tidak waspada," kata Mahfud dalam Konferensi Pers Kesiapsiagaan Menghadapi Karhutla Tahun 2023 di Indonesia, Rabu (25/1/2023).

Mahfud MD juga mengajak seluruh elemen agar bisa mempertahankan "prestasi nasional" terkait Karhutla. Prestasi yang dimaksud adalah semakin berkurangnya gugatan dan protes dunia internasional, setelah Indonesia berhasil mengendalikan Karhutla.

Baca juga:

- Jokowi: Tak Ada Kompromi Bagi Pembakar Hutan

- Kemarau, Jokowi Ingatkan Waspada Karhutla

Sebelumnya Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mencatat, luas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia sebanyak 358.867 hektare pada 2021. Jumlah tersebut meningkat 20,85% dibandingkan pada 2020 yang seluas 296.942 ha.

Sementara pada 2022 (Januari-November), KLHK melaporkan, luas kebakaran hutan dan lahan di Indonesia sebesar 202.618 hektare. Terdapat penurunan akumulasi luas Karhutla sebesar 43% atau setara 152.797 ha dibandingkan tahun sebelumnya.

Editor: Fadli

  • Karhutla
  • Tahun Politik

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!