KBR, Jakarta - Perwakilan Aremania dan keluarga korban tragedi Kanjuruhan mendatangi Istana Negara, Jakarta, Kamis (5/1/2023).
Ketua Tim Advokasi Tragedi Kanjuruhan Imam Hidayat menyebut kedatangan itu untuk meminta Presiden Jokowi menerbitkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) untuk membentuk penyidik independen di luar Polri, untuk menyelesaikan proses hukum tragedi Kanjuruhan.
"135 nyawa, hanya didakwa dengan pasal 359, karena kealpaannya menyebabkan orang mati. Makanya kita mohon pada pak Moeldoko, dan Presiden Jokowi terbitkan perpu penyidik independen di luar Polri. Karena Polri sudah tidak objektif, sudah banyak kepentingan. Pak Joko bilang tadi, laporan model biasa kalau keluar LP itu langsung ke penyidikan. Ini (Kanjuruhan) kembali lagi ke penyelidikan. Ini ada apa?," kata Imam di Kompleks Istana Kepresidenan (05/01/23).
Baca juga:
- KSP akan Panggil Kejagung dan Polri terkait Tragedi Kanjuruhan
- Korban Tragedi Kanjuruhan Menuntut Hak
Imam melihat upaya penyelesaian kasus yang menewaskan 135 orang tersebut, tidak serius.
"Saya menambahkan, memang kita sangat prihatin bahwa polisi menangani perkara Kanjuruhan ini main-main, ini rekayasa. Makanya kita menangis dalam hati. Coba teman media bayangkan, 135 nyawa hanya didakwa dengan Pasal 359 kealpaan," ucapnya.
Salah satu orangtua korban Tragedi Kanjuruhan, Devi Athok yang juga ikut mendatangi Istana Negara, juga berharap ada langkah yang lebih serius dalam penuntasan kasus Kanjuruhan tersebut. Ia menuntut keadilan dari pemerintah.
"Saya menagih janji kepada pak Jokowi yang mau membantu menghukum para pelaku pembunuhan terutama anak saya, dan khususnya aremania yang ada di Kanjuruhan. Semoga ini segera bisa dihukum seberat-beratnya. Dan mereka bisa mempertanggung jawabkan perbuatan mereka yang telah membunuh saudara-saudara saya, Aremania yang ada di Kanjuruhan. Dan terutama anak saya," kata Devi di Kompleks Istana Kepresidenan, Kamis (5/1/2023).
Aspirasi Aremania dan keluarga korban Kanjuruhan ini disampaikan kepada Kepala Staf Presiden (KSP) Moeldoko. Sebab Presiden Joko Widodo tak ada di tempat, dan sedang mengunjungi Provinsi Riau.
Editor: Agus Luqman