Bagikan:

Wapres Minta Ulama Gunakan Narasi Damai dalam Berdakwah, Bukan Konflik

Narasi damai harus dikedepankan agar seluruh umat beragama bisa hidup berdampingan di Indonesia.

NASIONAL

Kamis, 27 Jan 2022 11:03 WIB

Author

Agus Lukman

Wapres Minta Ulama Gunakan Narasi Damai dalam Berdakwah, Bukan Konflik

Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Foto: Setwapres

KBR, Jakarta- Wakil Presiden Maruf Amin meminta para tokoh agama mengedepankan narasi perdamaian dalam berdakwah dan menghindari narasi konflik. Maruf Amin mengatakan narasi damai harus dikedepankan agar seluruh umat beragama bisa hidup berdampingan di Indonesia.

"Yang perlu dijaga juga adalah cara-cara penyiaran agama atau dakwah agama dari masing-masing agama, hendaknya menggunakan narasi kerukunan yang sejuk dan damai, bukan narasi konflik yang mengakibatkan kebencian dan permusuhan antarpemeluk agama," kata Maruf Amin dalam acara Halaqah Kebangsaan Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme di Majelis Ulama Indonesia MUI, Jakarta, Rabu (26/1/2022).

Wakil Presiden Maruf Amin mengatakan perdamaian dan kerukunan merupakan unsur utama terciptanya persatuan nasional. Sedangkan persatuan nasional merupakan prasyarat keberhasilan pembangunan nasional untuk mewujudkan Indonesia adil makmur dan sejahtera.

Baca juga:

Ia mendorong para ulama atau tokoh agama di Indonesia terus meningkatkan moderasi beragama, untuk menciptakan kedamaian dan kerukunan serta mencegah munculnya ekstremisme dan terorisme.

"Karena itu, perdamaian dan kerukunan harus terus kita rawat dan lestarikan. Salah satunya dengan menggemakan nilai-nilai moderasi dalam beragama, sesuai prinsip washatiyah sesuai ajaran Islam," kata Maruf Amin.

Kata Maruf, prinsip washatiyah berarti tidak melampaui batas atau berlebihan, tapi juga tidak bersikap masa bodoh atau tidak bersemangat dalam berdakwah.

Maruf menyitir perkataan Nabi Muhammad mengenai sikap berlebihan dalam beragama yang menghancurkan umat sebelum umat Muhammad.

"Rasulullah SAW dalam hadits yang diriwayatkan Ibn Majjah, mengatakan, wahai manusia, jangan berlebih-lebihan dalam beragama. Karena sesungguhnya yang menghancurkan orang-orang sebelum kalian adalah berlebihan dalam agama," kata Maruf Amin.

Editor: Sindu

Kirim pesan ke kami

Whatsapp
Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!

BERITA LAINNYA - NASIONAL

BBM Ramah Lingkungan? Saya sih Yes!

Kabar Baru Jam 7

Atur Bujet Self-Reward yang (Beneran) Self-Loving

Kabar Baru Jam 7

Penyandang Disabilitas Temukan Sejumlah Masalah di RUU Kesehatan