BERITA

Vaksin Booster, Begini Pertimbangan Pemerintah

""Rencana perluasan target vaksinasi booster baru dikaji pada akhir tahun lalu,""

Vaksinasi   dosis ketiga  booster COVID-19 di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Jakart
Vaksinasi dosis ketiga booster COVID-19 di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, Jakarta, Rabu (12/1/2022). (Antara/Aprillio Akbar)

KBR, Jakarta- Juru bicara pemerintah untuk penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan pemberian vaksin booster covid-19 telah mempertimbangkan beberapa aspek.
Wiku mengatakan dasar pertimbangan itu yakni kondisi kasus, ketersedian pasokan dan keadilan vaksin serta kekebalan komunitas.

"Sebagaimana kita tahu bahwa di bulan Agustus 2021 lalu Kementerian Kesehatan telah memberikan vaksinasi booster untuk pertama kalinya kepada tenaga kesehatan atas dasar alasan kegawatdaruratan invasi varian delta. Namun rencana perluasan target vaksinasi booster baru dikaji pada akhir tahun lalu," kata Wiku dalam Konferensi Pers daring, Selasa (11/1/2022).

Wiku menambahkan, dorongan pemberian vaksin booster di antaranya ada kecenderungan penurunan jumlah antibodi sejak 6 bulan pasca vaksinasi di tengah kemunculan varian-varian COVID-19 baru.

Kemudian, sebagai bentuk adaptasi masyarakat hidup di masa pandemi COVID-19 demi ketahanan kesehatan jangka panjang.

Selain itu, pemberian booster kata Wiku, untuk perlindungan diri dan komunitas serta keadilan bagi warga untuk mengakses vaksin.

Baca juga:


Pada Selasa (11/01), Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan ada tambahan 802 kasus baru. Dengan demikian, total kasus konfirmasi mencapai 4.267.451. Tambahan kasus baru   jauh lebih tinggi dibandingkan sehari sebelumnya yang tercatat 454.

Editor: Rony Sitanggang

  • Vaksinasi Covid-19
  • pandemi covid-19
  • BPOM
  • WHO
  • booster

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!