NASIONAL

BPJS Tetapkan NIK sebagai Identitas Peserta JKN

BPJS Kesehatan

KBR, Jakarta - Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS Kesehatan) menetapkan nomor induk kependudukan (NIK) sebagai identitas tunggal peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS).

Hal ini disampaikan oleh Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron dalam acara peluncuran akses layanan JKN-KIS dengan NIK secara virtual.

Ali menyebut, kebijakan ini dilakukan sebagai upaya optimalisasi pemanfaatan data kependudukan, yang bekerja sama dengan Dirjen Dukcapil Kemendagri.

"Dalam rangka memberikan kemudahan layanan administrasi kepesertaan, maka kami menggunakan nomor induk kependudukan sebagai nomor identitas peserta JKN-KIS, ini satu lompatan yang luar biasa," kata Ali Ghufron dalam acara peluncuran akses layanan JKN-KIS dengan NIK secara virtual, Rabu (26/1/2022).

Baca juga:


Ali Ghufron mengatakan, NIK adalah kunci penting dalam menentukan setiap akses pengelolaan data, validitas dan eligibilitas data, saat peserta mengakses layanan JKN-KIS.

Ia mengatakan BPJS Kesehatan berupaya mengoptimalkan penggunaan NIK bukan hanya untuk mengakses layanan administrasi kepesertaan, tapi juga dapat digunakan untuk mengakses pelayanan di fasilitas kesehatan.

Ali Ghufron mengatakan, penggunaan NIK sebagai nomor identitas peserta JKN-KIS diharapkan dapat meningkatkan akurasi data peserta JKN-KIS secara terintegrasi.

Menurutnya, dengan penggunaan NIK sebagai nomor identitas, maka peserta JKN-KIS tidak perlu mencetak fisik kartu kepesertaan KIS.

Peserta yang akan mengakses layanan cukum menyebutkan NIK dan menunjukan e-KTP atau menggunakan KIS digital melalui aplikasi Mobile JKN.

Editor: Agus Luqman

  • BPJS Kesehatan
  • NIK
  • nomor identitas tunggal
  • data pribadi
  • e-KTP

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!