BERITA

AMPHURI: Imbas Pandemi Covid-19, Biaya Umrah Naik Hingga Rp30 juta

"Melonjaknya ongkos umrah lantaran adanya syarat karantina dan test PCR kepada jemaah yang akan berangkat ke Mekkah"

Jemaah umrah berangkat ke Mekkah
Kementerian Agama melepas sebanyak 419 orang untuk melaksanakan ibadah umrah pertama kali di tengah pandemi. (ANTARA/FAUZAN)

KBR, Semarang - Asosiasi Muslim Penyelenggaraan Haji dan Umroh Indonesia ( AMPHURI) perwakilan Jawa Tengah mengklaim biaya umrah naik mencapai hampir Rp30 juta saat pandemi Covid-19.

Sebagai pembanding, biaya umrah sebelum pandemi sekitar Rp18 juta sampai Rp20 juta. 

Ketua AMPHURI Jateng, Endro Dwi mengungkapkan, melonjaknya ongkos umrah lantaran adanya syarat karantina dan test PCR kepada jemaah yang akan berangkat ke Mekkah, Arab Saudi.

"Untuk biaya paket kurang lebih di kasaran 28 juta itu naik, pemerintah ketika jemaah sudah disana tidak ikut campur ya, artinya dari pihak dari biro umrah kerjasama dengan perwakilan di tanah suci untuk mengantisipasi risiko yang ada disitu seperti jika ada jemaah yang positif, hal-hal seperti itu yang harus kami mitigasi," ungkap Endro di Semarang, Selasa (11/01/21).

Lebih jauh, Endro menjelaskan, jemaah akan beribadah selama dua hari di Madinah dan empat hari di Mekkah. Namun sebelum keberangkatan, diwajibkan test PCR dan karantina satu hari.

Baca juga:

Setelah sampai di Arab Saudi, jemaah diwajibkan karantina selama lima hari sebelum ibadah.

Setelah ibadah umrah selesai, sesampainya di Indonesia, para jemaah akan dikarantina selama tujuh hari .

" Total karantina ada 13 hari dari sebelum berangkat sampai pulang, jika di total semua jemaah akan memakan waktu hampir 20 hari," jelasnya.

Endro meminta agar jemaah umrah bersabar untuk menunggu giliran keberangkatan ke tanah suci Mekkah, dan memahami adanya kenaikan ongkos umrah ditengah pandemi.

"Saya minta calon jemaah umrah untuk bersabar dan memahami adanya kenaikan ongkos," imbuhnya.

Vaksin Dosis Ketiga untuk Jemaah

Perubahan syarat perjalanan ibadah haji dan umrah di tengah pandemi Covid-19 itu dinilai memberatkan calon jemaah. Kenaikan biaya ibadah ke tanah suci juga dialami calon jemaah haji asal Kota Bekasi, Jawa Barat, Adi Wijaya. Namun demikian, Adi tak mengurungkan niatnya untuk beribadah ke Mekkah.

Adi tetap menyiapkan semua persyaratan perjalanan ibadah haji di tengah pandemi korona. Termasuk kemungkinan penerapan syarat vaksinasi dosis ketiga (booster) oleh pemerintah Arab Saudi.

Baca juga:

Namun, ia meminta kepada pemerintah untuk menjelaskan mekanisme vaksin dosis ketiga atau booster terhadap para calon jemaah. Vaksin booster itu diharapkan mampu meningkatkan imunitas para jemaah, terlebih adanya kasus infeksi virus Covid-19 varian omicron di dunia.

"Nah ini kita harapkan dari pemerintah, agar kekhawatiran kita itu berkurang dengan adanya program booster," ucap Adi kepada KBR, Selasa, (11/1/2022).

Adi Wijaya berharap agar pemerintah tetap membuka pintu internasional kepada para calon jemaah umrah dan haji untuk berangkat ke tanah suci Mekkah dengan penerapan protokol kesehatan Covid-19.

"Kalau ditutup lagi program umrah dan haji, maka kita, terutama orang-orang yang sudah setor untuk ONH ada kekhawatiran akan bertambah lama lagi menunggunya. Jadi saya cenderung mendukung umrah dan haji tetap dilaksanakan dengan catatan menerapkan protokol kesehatan," pungkasnya.

Editor: Muthia Kusuma Wardani

  • Umrah
  • haji dan umrah
  • Biaya Umrah dan Haji di Tegah Pandemi Covid-19
  • AMPHURI

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!