BERITA

Pantauan Udara BNPB: Hutan Lebak Rusak Parah!

Pantauan Udara BNPB: Hutan Lebak Rusak Parah!

KBR, Jakarta - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut lahan hutan di Kabupaten Lebak, Banten, rusak karena banyak beralih fungsi menjadi perkebunan, tambang, dan permukiman.

"Menurut pantauan udara BNPB mendapati wilayah kerusakan hutan dan lereng bukit yang semakin parah," terang humas BNPB Agus Wibowo dalam rilisnya, Rabu (15/1/2020). 

"Maraknya alih fungsi lahan menjadi jenis tanaman musiman menyebabkan wilayah tersebut kehilangan kekuatan dan pengendali vegetasi alami, sehingga tak heran apabila akhirnya ada enam kecamatan yang terdampak (banjir bandang dan longsor)." 

"Selain itu, BNPB juga menemukan lokasi tambang emas ilegal di hulu Sungai Ciberang, Gunung Julang, yang masuk dalam wilayah administrasi Kecamatan Lebakgedong."

"Di sepanjang bantaran sungai dan lembah ditemukan kondisi permukiman penduduk yang semakin padat, sehingga hal tersebut sekaligus menyebabkan wilayah kerentanan terhadap bencana semakin tinggi," lanjut Agus.


Dampak Banjir Bandang dan Longsor

Menurut laporan BNPB, bencana banjir dan longsor yang melanda Kabupaten Lebak, Banten, pada awal Januari 2020 telah mengakibatkan 2.162 rumah rusak, 24 jembatan putus, 1 kantor kecamatan rusak, dan 3 kantor desa rusak.

"Banjir bandang tersebut juga menyebabkan 1.392 KK yang terdiri dari 5.106 jiwa mengungsi. Sebanyak 9 orang meninggal dunia dan 2 dinyatakan hilang," lapor Agus, Rabu (15/1/2020).

Sebelumnya, BNPB juga menyebut bencana longsor di Kec. Lebak Gedong, Lebak, Banten, disebabkan oleh hujan intensitas tinggi dan adanya galian tambang yang tidak dikembalikan fungsinya 

Editor: Agus Luqman
  • banjir bandang
  • tanah longsor
  • bencana
  • lingkungan hidup
  • reklamasi lubang tambang
  • pascatambang

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!