BERITA

Di Indonesia, 300 Penderita TBC Meninggal Tiap Hari

Di Indonesia, 300 Penderita TBC Meninggal Tiap Hari

KBR, Malang - Sekitar 300 orang penderita tuberculosis (TB) meninggal setiap hari.

Angka itu disampaikan Sekretaris Pimpinan Pusat Aisyiyah yang juga Koordinator Program TB Care Aisyah, Rohimi Zamzam, dalam kegiatan Rapat Koordinasi Nasional TB HIV Aisyah di Malang, Jawa Timur.


Rohimi mengutip data itu dari laporan organisasi kesehatan dunia (WHO) yang menyebut pada 2018 lalu, 301 orang meninggal di Indonesia akibat TB setiap hari.


Rohimi mengatakan jumlah penderita TB juga terus meningkat setiap tahun. Total penderita sebanyak 800 ribu orang.


Menurut Rohimi, penyakit TB cepat menular antarmanusia. Karena itu, penderita harus segera diobati dan ditangani.


Penderita TB reguler harus menjalani pengobatan selama enam bulan tanpa putus. Jika terhenti maka akan mengulangi dari awal, dan menjadi kebal.


Kini, kata Rohimi, sebanyak 40 persen penderita di antaranya telah tuntas menjalani pengobatan.


Untuk menekan penularan, PP Aisyah mengerahkan 9.800-an kader TB di seluruh pelosok nusantara.


"Kalau ada pesawat jatuh isinya 300 orang di dalam jatuh. Itu artinya sama dengan dalam sehari 300 orang TB meninggal. Penyakit yang disebabkan bakteri yang menyebar ke udara dan kerentanan tubuh juga berpengaruh. Maka rawan apabila tidak ditangani," kata Rohimi di Malang, Kamis (16/1/2020).

 

PP Aisyiyah mendorong pemerintah provinsi dan kabupaten kota agar membuat peraturan untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dan swasta dalam kegiatan menanggulangi TBC.


Saat ini, menurut catatan PP Aisyiah, baru ada tiga Peraturan Gubernur, 13 peraturan Kota/Kabupaten dan 10 Peraturan Daerah Kota dan Kabupaten. Peraturan itu termasuk penggalangan dana ang melibatkan pihak swasta dan lembaga amal.


Editor: Agus Luqman 

  • TB
  • Aisyiyah
  • PP Muhammadiyah
  • kesehatan
  • tuberculosis

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!