KBR, Jakarta - Sekitar 11.400 jiwa atau 2.714 keluarga warga Banten masih terjebak di 28 desa yang terisolasi, akibat banjir bandang di awal 2020.
Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy menyebut, warga yang terisolasi tersebar di Enam kecamatan di seluruh wilayah Banten.
Ia mengatakan, saat ini banyak warganya yang sudah terjangkit DBD, Diare dan ISPA. Karena itu, Banten membutuhkan kendaraan seperti mobil amphibi milik PMI yang dapat mengangkut logistik ke daerah terisolasi yang berlumpur, dan di kelilingi sungai.
Andika juga mengklaim telah memberikan logistik dan evakuasi warga sakit yang menjadi prioritas.
"Masih ada warga yang di desa terisolir. Mereka untuk sementara waktu mengungsinya tidak bisa nyebrang karena sungai arusnya deras, lumpur, ada yang diungsikan oleh pemerintah setempat misalnya ke dataran lebih tinggi. Di sana misalnya ada SD Inpres, kita gunakan untuk mereka mengungsi. Kita berikan fasilitas bantuannya termasuk tadi orang sakit lebih diprioritaskan," ucap Andika di Kantor PMK, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Selasa, (7/1/2020).
Andika mengatakan, kebutuhan akan tim medis dan obat-obatan telah terpenuhi.
Ia juga telah mengerahkan dokter dan tenaga kesehatan dari rumah sakit daerah untuk membantu di posko induk kesehatan.
Hanya saja, bantuan kesehatan serta selimut yang belum merata pada sejumlah daerah yang terisolasi.
Selain itu, Banten juga memprioritaskan membangun akses penghubung ke desa-desa terisolasi akibat rusaknya jembatan penghubung.
"Itu akan membantu untuk menjangkau daerah terisolasi agar dapat mengirim bantuan lebih maksimal," pungkas Andika Hazrumy.
Editor: Kurniati Syahdan