RUANG PUBLIK

Seperti Apa Pendidikan Siaga Bencana? Ini Penjelasan Dari PBB

Seperti Apa Pendidikan Siaga Bencana? Ini Penjelasan Dari PBB

Rangkaian bencana alam yang terjadi sepanjang tahun 2018 telah membuka mata Indonesia tentang pentingnya pendidikan siaga bencana.

Hal ini juga ditegaskan Presiden Jokowi  dalam sidang kabinet paripurna awal 2019 lalu. Dalam kesempatan tersebut, beliau meminta agar edukasi terkait mitigasi bencana dimasukkan ke dalam kurikulum pendidikan sekolah.

Namun, kurikulum seperti apa yang perlu diterapkan?

Berikut adalah salah satu acuan terkait pendidikan siaga bencana yang dipublikasikan oleh United Nation International Strategy for Disaster Reduction (UNISDR), badan khusus PBB untuk persoalan kebencanaan. Mungkinkah ini bisa diterapkan di Indonesia?

Pendidikan Siaga Bencana Menurut UNISDR

Tahun 2008, UNISDR memublikasikan sebuah jurnal berjudul Disaster Prevention for Schools, Guidance for Education Sector Decision-Makers.

Jurnal tersebut menjelaskan bagaimana sekolah memiliki peran penting dalam penanganan kebencanaan. Bukan hanya untuk mendidik murid-muridnya, tapi juga untuk meningkatkan kesiagaan bencana di kalangan para guru, orangtua murid, serta masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Sekolah juga perlu merancang materi khusus terkait kebencanaan dan mengintegrasikannya ke dalam berbagai mata pelajaran. Berikut adalah beberapa contohnya.


Pendidikan Siaga Bencana Dalam Pelajaran Bahasa

Sekolah bisa menyampaikan materi kebencanaan dalam pelajaran bahasa lewat tugas membaca dan menulis.

Murid bisa diarahkan untuk membaca artikel atau berbagai berita yang terkait bencana. Guru perlu membimbing agar murid bisa membaca secara kritis dan memisahkan antara mitos dan fakta bencana.

Murid juga perlu diarahkan untuk menulis tema yang sama. Tugas penulisan ini bisa berupa artikel esai, cerita pendek, ataupun kalimat-kalimat informatif tentang penanganan bencana yang bisa digunakan untuk poster, selebaran dan berbagai bentuk pengumuman singkat lainnya.


Pendidikan Siaga Bencana Dalam Bahasa Asing

Guru bisa mengarahkan murid untuk membaca artikel atau berita berbahasa asing tentang bencana di luar negeri. Selain bisa meluaskan wawasan murid tentang jenis bencana di berbagai belahan dunia, materi ini juga bisa digunakan untuk merangsang daya empati murid terhadap korban bencana.


Pendidikan Siaga Bencana Dalam Geografi

Murid diajarkan tentang bentukan bumi yang bisa memicu bencana, jenis bencana di berbagai wilayah, serta dampak bencana terhadap kehidupan masyarakatnya.

Murid juga perlu diarahkan untuk mengenali daerah tempat tinggalnya sendiri, serta memahami risiko bencana yang ada di dalamnya.


Pendidikan Siaga Bencana Dalam Matematika

Dalam matematika, muatan materi kebencanaan bisa disampaikan lewat soal cerita yang berkaitan dengan kasus-kasus nyata.

Semisal, murid bisa diminta untuk menghitung jumlah persediaan makanan yang dibutuhkan untuk evakuasi bencana, jumlah shelter, jumlah obat-obatan, dan lain sebagainya sesuai level pendidikan murid.


Pendidikan Siaga Bencana Dalam IPA

Di sini guru bisa mengajarkan secara lebih mendalam tentang berbagai faktor alam yang memicu bencana. Guru juga bisa mengajak murid untuk membuat prakarya ilmiah yang terkait bencana seperti simulasi letusan gunung api, simulasi tsunami, atau simulasi bangunan anti gempa dengan bahan-bahan yang ringan dan aman.


Pendidikan Siaga Bencana Dalam IPS

Murid perlu diarahkan untuk mengenal sejarah bencana di berbagai tempat, termasuk di wilayah tempat tinggalnya. Namun, guru juga perlu membimbing agar murid tidak sekedar fokus pada kejadian bencana, melainkan juga pada usaha pemulihan kehidupan sosial-ekonomi pascabencana.


Pendidikan Siaga Bencana Dalam Kesenian

Murid bisa diarahkan untuk menonton film, bermain teater, ataupun membuat lukisan dan berbagai karya lain dengan tema bencana.


Pendidikan Siaga Bencana Dalam Ekstrakurikuler

Selain pelajaran dalam kelas, materi kebencanaan juga perlu dilakukan lewat kegiatan ekstrakurikuler. Misalnya lewat simulasi evakuasi gempa, simulasi evakuasi tsunami, latihan membangun tenda untuk lokasi pengungsian, ataupun latihan pertolongan pertama dengan bimbingan para guru.

(Sumber: Disaster Prevention for Schools, Guidance for Education Sector Decision-Makers, UNISDR, 2018) 

  • pendidikan siaga bencana
  • UNISDR
  • kurikulum pendidikan

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!