BERITA

Seleksi Hakim Agung, Imam Besar Masjid Istiqlal jadi Panelis

"Panelis yang juga didatangkan KY antara lain adalah Hary Djatmiko Hary Djatmiko (TUN khusus pajak) dan Abdul Manan (agama). "

Ryan Suhendra

Seleksi Hakim Agung, Imam Besar Masjid Istiqlal jadi Panelis
Ketua Komisi Yudisial Jaja Ahmad Jayus (tengah) mengajukan pertanyaan kepada peserta seleksi yang merupakan Hakim Tinggi Pengadilan Tinggi Sumatera Utara Suwidya Abdullah saat wawancara terbuka seleksi calon hakim agung di Gedung Komisi Yudisial, Jakarta

KBR, Jakarta- Komisi Yudisial (KY) melangsungkan wawancara terbuka terhadap calon hakim agung, Jumat (4/1). Ini merupakan hari kedua KY menggelar tes wawancara tersebut.

Terdapat empat calon hakim agung yang diagendakan mengikuti tes wawancara ini, yaitu Sartono dari kamar tata usaha negara; Cholidul Azhar, Imron Rosyadi, dan Insyafli dari kamar agama.

Bekas Wakil Menteri Agama Republik Indonesia tahun 2011-2014 yang sekaligus merupakan Imam Besar masjid Istiqlal Jakarta, Nasaruddin Umar, menjadi panelis dalam tes wawancara calon hakim agung hari ini. Ia akan menanyakan seputar kenegarawanan kepada calon hakim agung dari kamar tata usaha negara maupun kamar agama.


Selain Nasaruddin, penguji/ panelis yang juga didatangkan KY antara lain adalah Hary Djatmiko Hary Djatmiko (TUN khusus pajak) dan Abdul Manan (agama). 


Saat ini, sedang berlangsung tes wawancara terhadap calon hakim agung Sartono dari kamar tata usaha negara.


Tes wawancara ini berlangsung hingga Senin (7/1) mendatang dengan delapan calon hakim agung lainnya dari kamar yang berbeda. Ke-8 calon hakim agung itu adalah Moh. Puguh Haryogi dari kamar pidana; Ahmad Shalihin, Matheus Samiaji, Pahala Simanjuntak, Ridwan Mansyur, dan Suwidya Abdullah dari kamar perdata; dan Kol. CHK (K) Tama Ulinta Br. Tarigan dan Kol. Dr. Tiarsen Buaton dari kamar militer.


Editor: Rony Sitanggang

  • seleksi hakim agung
  • Imam Besar Masjid Istiqlal Nasaruddin Umar

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!