BERITA

Pemerintah Siapkan 6 Jurus Jaga Inflasi 4 Persen

Pemerintah Siapkan 6 Jurus Jaga Inflasi 4 Persen
Ilustrasi (sumber: Antara)


KBR, Jakarta- Pemerintah telah menyiapkan enam strategi untuk menjaga inflasi tahun ini sebesar 4 plus minus 1 persen. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, strategi itu diperlukan untuk menghadapi berbagai tekanan, baik global maupun domestik, misalnya soal harga komoditas yang diperkirakan bakal naik.

"Pengendalian inflasi di tahun 2017, menghadapi berbagai tantangan baik berasal dari eksternal maupun domestik. Meski demikian, untuk mewujudkan aspek pemerataan, dan keuangan negara yang lebih sehat, Bank Indonesia dan pemerintah menyepakati enam langkah untuk menjaga inflasi 2017 agar berada di kisaran 4 plus minus 1 persen," kata Agus di kantornya, Rabu (25/01/17).


Agus mengatakan, strategi itu yakni, pertama, menekan laju inflasi harga pangan bergejolak  menjadi jadi 4 hingga 5 persen, dari yang tahun lalu 5,92 persen. Kemudian, mengendalikan dampak lanjutan dari penyesuaian kebijakan harga barang/jasa yang diatur pemerintah, seperti harga bahan bakar minyak dan tarif listrik.

Ketiga, membuat rangkaian kebijakan termasuk rencana implementasi konversi beberapa jenis subsidi langsung menjadi transfer tunai. Keempat, memperkuat kelembagaan tim pengendali inflasi dan kelompok kerja melalui Peraturan Presiden agar semua kementerian dan lembaga terkait, mendapatkan kepastian aturan.

Kelima, memperkuat koordinasi pusat dan daerah dengan menggelar rapat tim pengendalian inflasi daerah. Keenam, memperkuat bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi.

Agus berujar, pengendalian inflasi tahun ini akan tetap menghadapi tantangan, misalnya soal kenaikan harga komoditas global. Kata Agus, kebijakan yang juga menjadi tantangan misalnya kelanjutan reformasi subsidi, berupa penyesuaian listrik 900 va, serta penyesuaian harga BBM dengan harga minyak dunia.

Harga Pangan Turun 2 Persen

Pemerintah menargetkan inflasi harga pangan bergejolak atau volatile food menurun hingga 2 persen. Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, pemerintah juga sudah menyiapkan strategi agar penurunan harga pangan cepat tercapai.

"Menekan laju inflasi volatile food menjadi di kisaran 4 sampai 5 persen, melalui, satu, penguatan infrastruktur logistik pangan di daerah, khususnya pergudangan untuk penyimpanan komoditas. Kedua, membangun sistem data lalu lintas barang, khususnya komoditas pangan. Ketiga, penggunaan instrumen dan insentif fiskal untuk mendorong peran pemerintah daerah dalam stabilitas harga," kata Agus.


Agus menambahkan, strategi keempat adalah mendorong diversifikasi pola konsumsi pangan masyarakat, khususnya untuk konsumsi cabai dan bawang segar, antara lain dengan mendorong inovasi industri produk pangan olahan. Kemudian, penguatan kerja sama antar-daerah, mempercepat pembangunan infrastruktur konektivitas, serta memperbaiki pola tanam pangan.


Agus berujar, tahun ini pemerintah akan sangat berfokus pada dua hal dalam pengendalian inflasi, yakni soal harga barang/jasa yang diatur pemerintah atau administered prices yang sepanjang 2016 mengalami inflasi hanya 0,21 persen, serta volatile food yang mengalami laju inflasi tinggi, yakni 5,92 persen. Menurut Agus, tahun ini diperkirakan administered prices akan tertekan, misalnya soal kenaikan tarif STNK pada awal tahun, serta rencana mereformasi subsidi listrik dan bahan bakar minyak. Sehingga, kata Agus, pemerintah akan sangat berfokus pada pengendalian volatile food.


Menurut Agus, tahun ini pemerintah harus bisa menjaga inflasi tetap rendah, karena bakal mempengaruhi stabilitas ekonomi domestik. Kata Agus, pemerintah harus bisa menekan inflasi, karena sejak tahun 2015, inflasi sudah menunjukkan tren menurun, yakni 3,35 persenyear on year, dan dilanjutkan pada 2016 sebesar 3,02 persen year on year.

Editor: Rony Sitanggang

 

  • pengendalian inflasi
  • Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!