BERITA

BUMN Kucurkan Cabai ke Pasar, Pedagang Mengeluh Ukuran Kecil

""Nanti kalau enggak habis dipulangkan. Karena aku kan minta sekian kilogram, akhirnya jelek begini, nanti dipulangkan.""

Dian Kurniati, Hermawan Arifianto

BUMN  Kucurkan Cabai ke Pasar, Pedagang Mengeluh Ukuran Kecil
Ilustrasi: Pekerja memisahkan cabai rawit dari tangkainya di Pasar Wonokromo, Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (7/1). (Foto: Antara)


KBR, Jakarta- Pedagang di Pasar Rawamangun mengeluhkan cabai rawit merah yang dikucurkan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (PII) berukuran kecil dan banyak yang busuk. Salah satu pedagang, Ani, mengatakan, dia hanya menjual 4 kilogram cabai dari PT. PPI, seharga Rp 120 ribu per kilogram. Meski begitu, kata dia, cabai yang tak laku dapat dikembalikan pada PT. PPI.

"Ini jualkan saja. Nanti kalau enggak habis dipulangkan. Karena aku kan minta sekian kilogram, akhirnya jelek begini, nanti dipulangkan. (Ada yang beli?) Ada juga, tetapi jarang, enggak kayak yang bagus. Dari sana beli Rp 82 ribu. Jualnya Rp 120 ribu bisa. Kalau lebih bagus enggak dapat  Rp 150 ribu," kata Ani di kiosnya, Kamis (12/01/17).


Menanggapi keluhan pedagang, Direktur Pemasaran PT. PPI Trisilo Ari Setyawan mengatakan, cabai yang kecil itu lantaran karakteristik produk tiap daerah yang berbeda-beda. Kata dia, cabai rawit merah yang didistribusikan ke Jakarta, termasuk Pasar Rawamangun itu berasal dari Jawa Timur.


"Kualitas, betul. Jadi spesifik di masing-masing daerah produsen, itu memang enggak bisa seragam, mungkin terpengaruh hujan, iklim. Tetapi, PPI, di sumber manapun yang sedang panen, diambil. Ini kami ambil dari Jawa Timur, karena Makasar sudah habis. Habis, karena sudah kami ambil kemarin. Jadi, di mana ada panen kami ikuti," kata Trisilo.


Trisilo mengatakan, hari ini ada 680 kilogram cabai yang didistribusikan PT. PPI di seluruh pasar di Jakarta dan sekitarnya. Kata Trisilo,  cabai rawit merah itu dibeli dari petani seharga Rp 35 ribu. Setelah biaya pengemasan dan pengiriman, cabai rawit merah dijual kepada pedagang seharga Rp 80 ribu, sedangkan cabai merah keriting dijual Rp 48 ribu.


Blusukan Mendag


Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita blusukan ke tiga pasar di Jakarta untuk memantau harga komoditas pangan, terutama cabai rawit merah yang masih mahal. Di ketiga pasar tersebut, Enggar menemukan harga cabai rawit merah berkisar Rp 140 hingga 150 ribu.

Kata dia, harga cabai jenis lainnya sudah mulai turun.

"Hanya cabai rawit merah yang tinggi. Harga cabai rawit merah hanya 20 persen, cabai merah besar dan merah keriting sudah mengalami penurunan, dan kemudian cabai rawit hijau. Itu kondisinya. Itu Karena iklim, kami sudah mempersiapkan dan PPI mempersiapkan untuk kirim. (Kenapa bisa berbeda?) Karena jumlah tanamnya, dia demand-nya 20 persen," kata Enggar di Pasar Rawamangun, Kamis (12/01/17).


Pasar yang dikunjungi Enggar yakni Pasar Koja Baru, Pasar Rawamangun, dan Pasar Jatinegara. Harga cabai rawit merah yang tinggi itu misalnya ditemui dari toko milik Alan. Kata dia, dia menjual cabai seharga Rp 150 ribu itu karena dia membelinya di Pasar Induk Kramatjati seharga Rp 135 ribu. Selain itu, kata dia, dalam satu kilogram cabai, biasanya terdapat 3 ons di antaranya yang busuk.


Dari kunjungan itu, Enggar mengklaim penurunan harga sudah mulai terjadi pada jenis cabai keriting, cabai besar, dan rawit hijau. Kata Enggar, harga ketiga jenis cabai itu sudah bisa di bawah Rp 50 ribu.


Enggar berujar, kebijakannya menugaskan PT. Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) juga sudah mulai berdampak. Alasannya, lonjakan itu terjadi karena kurangnya pasokan akibat cuaca buruk. Sehingga, intervensi PT. PPI dengan menyuplai cabai ke daerah yang kekurangan sudah mulai terasa. Kata dia, pada beberapa hari ke depan, harga cabai rawit merah juga akan kembali normal.

Operasi Pasar

Pemerintah Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, akan menggelar operasi pasar khusus cabai di sejumlah pasar tradisional di daerahnya. Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Banyuwangi Arif Setiawan mengatakan, operasi pasar ini akan dilakukan dalam pekan ini. Kata Arif Pemerintah Banyuwangi telah mengandeng Bulog Banyuwangi Dan sejumlah instansi terkait untuk melakukan operasi pasar khusus cabai ini.

Kata Arif, kenaikan harga cabai ini sangat meresahkan masyarakat. Karena stok cabai di Banyuwangi lebih dari cukup. Produksi cabai rawit di Banyuwangi  saat ini mencapai 21.000 ton lebih. Jumlah tersebut  mencukupi untuk kebutuhan masyarakat Banyuwangi .

“Kita punya stok cabai kecil itu sampai 1 ton per hari. Kementerian Pertanian melalui Dirjen Holtikultura sudah memerintahkan Bulog yang ada di Kabupaten/Kota untuk melakukan operasi pasar. Khususnya di sentra-sentra harga pasar yang tinggi, seperti di Pasar Induk Banyuwangi harga cabai  masih 70 ribu ke atas,”kata Arif Setiawan (12/1/2017)

Kepala Dinas Pertanian, Kehutanan dan Perkebunan Banyuwangi Arif Setiawan menambahkan, dengan adanya operasi pasar khusus cabai ini  diharapkan mampu menekan harga cabai  yang tinggi di pasaran.

Operasi pasar khusus cabai ini akan diawali di Pasar Induk Banyuwangi dan digelar di sejumlah pasar tradisonal di Banyuwangi, seperti  Pasar tradisional Jajag, pasar tradisonal Genteng dan sejumlah pasar tradisional lainya.

Sampai hari ini, harga cabai di sejumlah pasar tradisional di Banyuwangi  terus merangkak naik. Desember 2016, dari Rp 40.000 per kilogramnya, harga cabai naik menjadi Rp 70.000. Sekarang harganya sudah tembus Rp 100.000 per kilogramnya.

Editor: Rony Sitanggang

  • harga cabai melonjak
  • Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita
  • Direktur Pemasaran PT. PPI Trisilo Ari Setyawan
  • operasi pasar

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!