BERITA

Yogya Masuk 5 Besar Kota Intoleran

Yogya Masuk 5 Besar Kota Intoleran

KBR, Jakarta- LSM hak asasi manusia Setara Institute menyatakan provinsi Yogyakarta masuk 5 besar daerah dengan intoleransi terbanyak pada 2015. 

Peneliti Setara, Halili, mengatakan energi kesultanan Yogyakarta tersita untuk menyelesaikan perpecahan politik internal keraton. Sehingga, keraton tidak optimal dalam melindungi kelompok minoritas seperti tahun-tahun sebelumnya.

"Energi yang dikeluarkan sultan untuk mengatasi persoalan ini besar," ungkap Halili kepada wartawan dalam konferensi pers di Jakarta, Senin (18/1/2016) sore.

"Ketika dulu Ahmadiyah dan Syiah pada 2012-2013 jadi korban represi, statement dari keraton luar biasa kerasnya untuk melindungi eksistensi mereka. Akhir-akhir ini tidak ada," jelasnya.

Peneliti Setara, Halili, menambahkan intoleransi di kota yang dijuluki "city of tolerance"  itu juga didukung dua faktor lain. Yakni, kondisi Yogyakarta yang masyarakatnya terbuka serta banyaknya kampus. Dua hal itu dimanfaatkan oleh kelompok intoleran untuk menyebarkan paham-pahamnya kepada penduduk maupun pendatang di Yogyakarta.

Hari ini, Setara Institute merilis catatan intoleransi sepanjang 2015. Ada total 197 peristiwa intoleransi pada 2015, naik 60 peristiwa dari 2014. Berdasarkan daerah, Yogyakarta menempati urutan 5 dengan 1 kejadian. Berturut-turut sampai tertinggi adalah DKI Jakarta, Jawa Timur, Aceh, dan tertinggi Jawa Barat. Jawa Barat menjadi juara intoleransi selama 9 tahun berturut-turut. 

Editor: Malika

  • Yogyakarta
  • intoleransi
  • Setara Institute
  • kota intoleran
  • Toleransi
  • petatoleransi_34Daerah Istimewa Yogyakarta_merah

Komentar (0)

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!