KBR, Jakarta- LSM hak asasi manusia Setara Institute mendesak pemerintah menghentikan gerakan Aliansi Nasional Anti-Syiah (ANNAS). Menurut Setara Institute kelompok Syiah menjadi korban intoleransi paling banyak selama 2015.
Peneliti Setara, Halili, mengatakan intoleransi terhadap Syiah meningkat sejak ANNAS dideklarasikan. Pemerintah menjerat organisasi itu dengan pasal penyebaran kebencian karena kegiatan mereka jelas-jelas menyatakan permusuhan.
"ANNAS harus direspon oleh negara. Harus ditanggapi serius. Karena kalau tidak, tren pelanggaran yang tinggi terhadap syaih itu akan terus terjadi di tahun depan," ungkapnya kepada KBR di Jakarta, Senin (18/1/2016) sore.
Peneliti Setara Institute menambahkan, pemerintah harus membuka ruang dialog kepada tokoh-tokoh ANNAS. Hal ini agar organisasi tersebut bisa melunak.
Setara Institute, hari ini, merilis catatan intoleransi selama 2015. Tahun jemarin terdapat 197 peristiwa intoleransi, naik 60 peristiwa dari tahun sebelumnya. Kelompok yang paling sering jadi korban adalah Syiah dengan 33 kali, disusul warga, umat kristen, muslim Sunni, aliran keagamaan, dan jemaat Ahmadiyah.
Editor: Malika