BERITA
Pemerintah Berikan Trauma Healing Anggota Gafatar di RPTC Bambu Apus
"Beberapa di antara mereka didiagnosa mengalami trauma tingkatan sedang hingga berat. Umumnya trauma itu dialami para pengungsi yang masih berusia anak-anak."
Bambang Hari
KBR, Jakarta- Pemerintah bakal melakukan pemulihan trauma kepada
ratusan pengikut Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) yang ditampung di
Rumah Perlindungan Trauma Center, Bambu Apus Jakarta Timur. Direktur
Perlindungan Sosial Kemensos Syahabuddin mengatakan, beberapa di antara
mereka didiagnosa mengalami trauma tingkatan sedang hingga berat.
Umumnya trauma itu dialami para pengungsi yang masih berusia anak-anak.
"Kita
juga ada pendampingan untuk trauma healing. Kita bekerjasama dengan
Komisi Perlindungan Anak Indonesia untuk memberikan layanan psikososial
kepada mereka. Saat ini mereka sudah didampingi oleh para pendampingnya.
Pengungsi itu kan macam-macam, kalau untuk anak-anak kami sediakan
beragam permainan agar mereka ceria kembali," katanya, Senin (25/1/2016).
Syahabuddin
menambahkan, langkah ini akan dilakukan hingga para pengungsi dijemput
pemerintah daerahnya masing-masing. Sebab, mereka berasal dari berbagai
daerah.
Sebanyak 564 orang pengungsi Gafatar dari Mempawah, Kalimantan Barat, mendarat di Terminal 3, Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang Sabtu (23/1/2016) dini hari. Sebanyak 100 orang pengungsi ditampung sementara di penampungan Dinas Sosial DKI Jakarta, selebihnya ditempatkan di RPTC Bambu Apus.
Ada sekitar 1.611 orang pengungsi Gafatar yang dipulangkan dari Kabupaten Mempawah, Kalimantan Barat. Mereka akan dipulangkan secara bertahap. Sebagian besar di antaranya berasal dari Jawa.
Data Kemenko PMK menyebutkan, jumlah pengungsi dari Jawa Timur sebanyak 712 orang, Jawa Tengah 145 orang, Yogyakarta 276 orang, Jawa Barat 247 orang, Jakarta 90 orang, dan Banten empat orang.
Selain itu, terdapat 13 orang anggota Gafatar dari Medan, 99 orang dari Riau, dua orang dari Aceh, empat orang dari Sumatera Barat, delapan orang dari Kepulauan Riau, tiga orang dari Kalimantan Tengah, dan empat orang dari Kalimantan Barat.
Editor: Malika
- gafatar
- pengungsi gafatar
- mempawah
- Trauma Healing
- kalimantan barat
Komentar (0)
KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!