HEADLINE

KSPI Catat 5000 Buruh Dipecat

"Menurut Presiden KSPI, Said Iqbal, pemecatan ini lantaran tak berjalannya seluruh paket kebijakan ekonomi Presiden Jokowi. "

Ade Irmansyah

Ilustrasi. (Foto: KBR/Muji)
Ilustrasi. (Foto: KBR/Muji)

KBR, Jakarta - Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mencatat sekitar 5000 pekerja di-PHK. Pemutusan hubungan kerja ini dilakukan PT Panasonic di Cikarang dan Pasuruan, PT Toshiba serta PT Shamoin.

Menurut Presiden KSPI, Said Iqbal, pemecatan ini lantaran tak berjalannya seluruh paket kebijakan ekonomi Presiden Jokowi. Itu sebab, ia meminta pemerintah segera mengeluarkan terobosan baru untuk memecah masalah PHK. Jika tidak, ia memperkirakan, puluhan ribu pekerja dari pelbagai jenis perusahaan akan menyusul, terutama dari sektor industri padat karya.


"Dua Pabrik Panasonic di Pasuruan dan Bekasi itu tutup, kalau Panasonic sudah tutup itu berarti tanda-tanda, karena dia punya perusahaan komponen di bawahnya gitu. Dan ini memberikan dampak negatif buat investor karena sekelas Panasonic saja tutup, dan juga Toshiba. Nah kalau dua raksasa Jepang ini saja sudah tutup sinyal negatif nih untuk investasi," ujarnya kepada KBR, Minggu, 31 Januari 2016.


Said Iqbal menambahkan, puluhan perusahaan di sektor industri motor dan mobil pun ikut mem-PHK karyawannya, seperti PT Yamaha dan PT Astra Honda Motor, PT Hino. "Bisa dibayangkan ketika upah murah, daya beli turun, harga naik, dan sekarang ancaman PHK ada didepan mata. Jadi pemerintah janga hanya retorika, jangan hanya sekedar mengeluarkan kebijakan paket ekonomi tetapi ditingkat pelaksanaan tidak memberikan efek," kata dia. 


Dia mengancam bakal menurunkan sekitar 20 ribu masa pada akhir pekan depan, untuk menyuarakan permasalahan ini di depan Istana Negara dan Mahkamah Agung. Tak hanya di Jakarta, aksi serempak puluhan ribu buruh juga akan dilakukan di Surabaya, Batam, Bandung, Medan, Aceh, dan Makasar.

 

  • Buruh
  • kspi

Komentar

KBR percaya pembaca situs ini adalah orang-orang yang cerdas dan terpelajar. Karena itu mari kita gunakan kata-kata yang santun di dalam kolom komentar ini. Kalimat yang sopan, menjauhi prasangka SARA (suku, agama, ras dan antargolongan), pasti akan lebih didengar. Yuk, kita praktikkan!